TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi partai dengan tingkat elektabilitas tertinggi dibandingkan dengan partai lain jika pemilu digelar hari ini. Tingkat elektabilitas PDI Perjuangan sebesar 20,5 persen dan sebagian di antaranya disebabkan sosok Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
"Jokowi menjadi idola masyarakat karena sederhana, responsif, dan tidak prosedural," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional Umar S Bakry saat pemaparan hasil survei di Jakarta, Ahad, 24 Maret 2013.
Lembaga Survei Nasional mengadakan survei pada 26 Februari-15 Maret 2013 di 33 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 1.230 orang. Survei dilakukan dengan metode teknik pencuplikan rambang berjenjang dan proporsional terhadap jumlah penduduk di setiap provinsi. Simpangan kesalahan survei sebesar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan berpedoman pada kuesioner. Survei ini dilengkapi dengan wawancara mendalam dan analisis media.
Umar menjelaskan, dari total responden yang memilih PDI Perjuangan, sebanyak 7,1 persen menyatakan alasan memilih Partai Banteng karena adanya sosok Jokowi. Sebanyak 20,2 persen pemilih PDI Perjuangan memilih partai ini karena dianggap memperjuangkan rakyat kecil. Faktor Jokowi juga jauh lebih besar ketimbang faktor adanya Megawati Soekarnoputri yaitu sebesar 7,1 persen.
Menurut survei LSN, PDI Perjuangan, Partai Gerindra dan Partai Hanura menyodok ke posisi empat besar partai dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Partai Gerindra, misalnya, berada di posisi ketiga dengan angka 11,9 persen dan Partai Hanura di posisi keempat dengan angka 6,2 persen.
Kecuali Partai Golkar, hampir semua partai yang tergabung dengan koalisi terpuruk, menurut survei LSN. Golkar tetap bertengger di posisi kedua dengan angka 19,2 persen. Bandingkan dengan Partai Demokrat yang hanya memperoleh suara sebesar 4,3 persen. Rata-rata partai koalisi memperoleh suara di bawah 5 persen.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni
4 Tahanan Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain
Eyang Subur, Bekas Penjahit yang Koleksi Perhiasan
Kepala Pengamanan LP Sleman Ditodong Pistol
Sultan Khawatirkan Keselamatan Mahasiswa NTT