TEMPO.CO, Bandung - Institut Teknologi Bandung memberlakukan ketentuan baru tentang biaya kuliah mahasiswa baru 2013. Rektor ITB Akhmaloka mengatakan, uang pangkal Rp 55 juta akan dihapus. Sedangkan biaya kuliah per semester yang tahun ini Rp 5 juta ditetapkan menjadi Rp 0 hingga paling mahal Rp 10 juta atau Rp 20 juta per tahun.
Menurut Akhmaloka, ketentuan baru soal biaya itu terkait dengan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nantinya, hanya berlaku uang kuliah tunggal (UKT). "Itu seperti SPP yang selama ini dibayar mahasiswa tiap semester," katanya, seusai sidang terbuka Dies Natalies ITB di Aula Barat, Sabtu, 2 Maret 2013.
Mengacu pada standar layanan kuliah ITB, kata Akhmaloka, biaya mahasiswa teknik dan sains sebesar Rp 50 juta per tahun. Setelah dikurangi bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, APBN, dan kas ITB, biaya kuliah berkurang Rp 30 juta. "Sisanya yang Rp 20 juta per tahun itu dari mahasiswa," ujarnya.
Biaya Rp 20 juta itu angka maksimal. Bagi mahasiswa tidak mampu, kata Akhmaloka, bisa gratis, atau dikurangi lagi dari plafon sesuai dengan kemampuannya. Penutup biaya mahasiswa tidak mampu itu berasal dari program Bidik Misi dan penjaringan banyak beasiswa dari perusahaan. "Kami bilang biaya ini sudah murah," katanya.
Kampus lain, seperti Universitas Indonesia, kata Akhmaloka, kabarnya akan menetapkan biaya kuliah per semester pada kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 7,5 juta. Dirjen Dikti rencananya akan segera mengumunkan rentang besaran uang kuliah tunggal itu. "Kalau uang kuliah ITB ini sudah disetujui Dirjen Dikti," kata Akhmaloka.
Adapun Rektor Universitas Pattimura Maluku, Thomas Penturry, di ITB mengatakan, biaya kuliah di kampusnya lebih murah daripada ITB. "Sekitar Rp 10-15 juta selama kuliah atau untuk delapan semester," ujarnya.
ANWAR SISWADI