TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, Edy Suandi Hamid, mengatakan, organisasinya sedang mempelajari kemungkinan membangun sistem informasi yang memuat data administrasi ribuan kampus swasta di Indonesia.
Menurut dia, wacana ini mulai dipikirkan sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi sebagian kampus swasta kecil, yang terancam kesulitan mengejar akreditasi institusi karena masih belum memiliki sistem pengolah data administrasi terintegrasi. “Jadi, Asosiasi tak hanya memikirkan pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri, kami mulai mencari solusi bagaimana meningkatkan kualitas administrasi kampus-kampus swasta kecil,” kata Edy kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013.
Edy mengakui banyak kampus swasta kecil pasti mengalami kesulitan menata sistem administrasi agar bisa mengintegrasikan data semua unit birokrasinya. Ini karena membutuhkan biaya yang besar. “Banyak kampus swasta kecil pasti kesulitan, beda dengan kampus swasta besar yang sudah lama menata sistem administrasinya,” kata dia.
Kondisi ini, kata Edy, mendorong asosiasinya itu menjajaki kemungkinan membangun sistem informasi yang bisa mengintegrasikan data administrasi antarkampus swasta. Dia mengaku tim Aptisi berencana berkomunikasi dengan sebuah lembaga internasional di Hungaria untuk mempelajari kemungkinan ini. “Awal Maret 2013, kami akan ke Hungaria, ada lembaga internasional yang selama ini sering membantu sejumlah kampus swasta besar untuk membangun sistem informasinya,” kata Edy.
Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Maryatmo, mengatakan, kampusnya merasa beruntung telah merintis pembangunan sistem informasi data administrasi kampus yang mengintegrasikan semua unit sejak 2010 lalu. Kata dia, ini memudahkan UAJY menjalani audit Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi pada akhir 2012 lalu. “Semua data akademik dan keuangan kami kini real time atau bisa dilihat pembaharuannya setiap ada perubahan,” kata dia.
Dia mengaku keberadaan sistem data administrasi yang terintegrasi ini tak hanya membuat semua perkembangan data akademik dan keuangan mudah terpantau dan dianalisis. Pembangunan sistem itu juga memperbaiki kualitas layanan birokrasi kampus untuk mahasiswa. “Contohnya, untuk registrasi, rata-rata mahasiswa hanya butuh waktu satu menit untuk membayar sekaligus memenuhi data administrasinya tanpa harus ke fakultas lagi,” kata dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM