TEMPO.CO, Banyuwangi - Puluhan guru dan orang tua anak-anak tuna ganda se-Indonesia, Rabu, 23 Januari 2013, menggelar kongres pertamanya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka memperjuangkan hak untuk memperoleh pendidikan yang selama ini belum dinikmati anak-anak tuna ganda.
Ketua Panitia Kongres, Yudi Harris, mengatakan sekolah khusus tuna ganda baru ada lima di Indonesia, yakni dua sekolah di Jakarta, masing-masing satu sekolah di Yogyakarta, Malang, serta Banyuwangi. "Padahal idealnya satu kecamatan harus ada satu sekolah khusus untuk anak tuna ganda," katanya kepada wartawan, Rabu, 23 Januari 2013.
Menurut Yudi, sedikitnya jumlah sekolah khusus mengakibatkan banyak anak tuna ganda tidak bisa sekolah. Padahal, anak tuna ganda memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan.
Salah seorang guru sekolah tuna ganda, Masfufah, mengatakan sekolah khusus tuna ganda diperlukan karena anak tuna ganda membutuhkan metode pendidikan yang khusus. "Anak tuna ganda memiliki kecacatan lebih dari satu sehingga menanganinya lebih berat dan khusus," ujarnya.
Dalam kongres ini, kata Masfufah, peserta akan mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menerbitkan kurikulum khusus tuna ganda.
Kongres akan berakhir pada Jumat, 25 Januari 2013.
IKA NINGTYAS