TEMPO.CO, Bandung--Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi Tatang Padmadinata mewanti-wanti kondisi banjir yang bisa memicu meluasnya penyebaran flu itik. "Penyebaran virus itu lewat droplet (cairan di hidung itik) di hidung bisa di bawah air," kata dia di Bandung, Senin, 21 Januari 2013.
Dia khawatir gara-gara kebiasaan itik saat mencari makanan dengan membenamkan paruhnya pada genanangan air. "Yang jadi persoalan justru banjirnya, karena kebiasaan itik kalau minum. Virusnya bisa dibawa air," kata Koesmayadi.
Koesmayadi mengkhawatirka sejumlah daerah yang kini terendam banjir di Jawa Barat, di antaranya di Karawang dan Bekasi. "Kita berharap, bebek jangan diliarkan. Dikandangkan saja di kandang yang kering. Bahayanya itu kalau virusnya dibawa aliran air," kata dia.
Sambil menunggu produksi vaksin flu burung khusus itik, yakni H5N1 clade 2.3.2, pihaknya mempergunakan vaksin flui burung yang biasa digunakan pada unggas untuk menekan penyebaran flu itik. "Membuat vaksin itu tidak sebentar," kata Koesmayadi.
Catatan Dinas Peternakan Jawa Barat, sejak Desember 2012 hingga saat ini, tercatat sudah terjadi 29 kasus flu itik di sejumlah wilayah, yakni di Kuningan, Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, Cirebon, serta Indramayu. Flu itik di Jawa Barat sudah menyebabkan 22.963 ekor itik mati.
AHMAD FIKRI