TEMPO.CO, Jakarta - Calon hakim agung Muhammad Daming Sunusi meminta maaf atas pernyataannya yang menghebohkan tentang pemerkosaan. "Saya menyesal, saya sadar lahir dari seorang ibu dan memiliki anak perempuan," kata hakim asal Makassar yang memiliki tiga anak perempuan ini.
Beberapa kali, mantan Panitera Muda Kamar Perdata MA ini menyeka matanya dengan tisu, yang tersedia di atas meja rapat Kantor Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat MA. Secara terbata-bata dan perlahan, ia menjelaskan pernyataannya.
Pernyataan kontroversial hakim Daming dilontarkan pada saat uji kelayakan untuk menanggapi pertanyaan anggota Komisi Hukum mengenai hukuman mati bagi pemerkosa. Ia menjawab bahwa harus dipikirkan kembali tentang kemungkinan untuk menghukum mati pelaku pemerkosaan.
Daming melontarkan lelucon dengan menyatakan, "Yang diperkosa dengan yang memperkosa sama-sama menikmati." Ia sempat berdalih bahwa pernyataan tersebut untuk mencairkan suasana.
Protes dan kecaman muncul dari berbagai kalangan. Komisi Yudisial meminta Daming dicoret sebagai calon hakim agung. Badan Kehormatan DPR juga akan turun tangan terhadap pernyataan kontroversial ini. Di Internet, petisi yang menuntut pencoretan Daming diserbu penanda tangan.
FRANSISCO ROSARIANS