TEMPO.CO, Serang - Sebanyak 63.692,83 hektar lahan kritis di hulu dan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung menjadi penyebab terjadinya banjir di aliran Sungai Ciujung hingga melumpuhkan jalan tol Tangerang-Merak pekan lalu. Lahan kritis dipicu pembukaan lahan untuk pertambangan dan penebangan hutan rakyat.
"Dari analisis kehutanan yang kami lakukan, banjir yang memutuskan jalan tol Tangerang-Merak, salah satunya akibat hutan yang kritis, akibat penambangan dan penebangan pohon," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Provinsi Banten, M Yanuar, Selasa, 15 Januari 2013.
Yanuar mengatakan, luas lahan kritis tersebut terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu lahan yang sangat kritis seluas 222,43 hektar, lahan kritis 19.415,77 hektar, dan lahan agak kritis seluas 44.054,63 hektar.
Menurut dia, banjir yang memutuskan jalan tol itu juga akibat bentang alam sepanjang DAS Ciujung yang landai. Sehingga, saat musim hujan, air di Sungai Ciujung yang memiliki panjang 90 kilometer sulit mengalir. "Dari permukaan air laut, aliran Sungai Ciujung hanya 25 meter sehingga pergerakan air di Sungai Ciujung lambat," katanya.
Tidak hanya itu, Yanuar menerangkan bahwa jenis tanah di DAS Ciujung adalah podsolik atau bersifat gembur. Tanah semacam itu memiliki kecenderungan tidak kuat dan mudah terkikis sehingga terjadi pendangkalan. "Tanahnya mudah erosi. Dari erosi itu masuk ke sungai sehingga terjadi pendangkalan sungai," katanya.
Untuk solusi pencegahan banjir di Sungai Ciujung, kata Yanuar, perlu dilakukan perbaikan lahan kritis di daerah hulu sungai, pengerukan pendangkalan sungai, dan pembangunan Waduk Karian.
Sebelumnya, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sudah meminta pemerintah pusat segera membangun Waduk Karian di Kabupaten Lebak. Atut mengatakan, pembangunan Waduk Karian di hulu Sungai Ciujung, merupakan solusi untuk mengatasi banjir yang memutus akses jalan tol Tangerang-Merak, yang saat ini merupakan jalur vital perlintasan Jawa-Sumatera.
Menurut dia, percepatan pembangunan Waduk Karian di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, akan sangat efektif, karena waduk tersebut nantinya bisa mengurangi debit air di Sungai Ciujung. "Debit air sungai yang menyebabkan banjir hingga jalan tol ini, 2.600 meter kubik per detik. Dengan adanya Waduk Karian bisa mengurangi air saat musim hujan hingga 1.100 meter kubik per detik," kata Atut.
WASI'UL ULUM