TEMPO.CO, Jambi - Seorang anak berusia 1,5 tahun yang lahir tanpa anus di Jambi hingga kini tak kunjung dioperasi karena terbentur biaya. Operasi pembuatan anus yang dijanjikan dokter hingga kini tak kunjung terlaksana.
Robby Akhirin, anak pasangan Anto, 41 tahun, dan Sari Bunga, 40 tahun, lahir di Jambi pada 3 Juli 2011 lalu. Dua hari setelah lahir baru diketahui dia tak memiliki anus. Kedua orang tuanya kemudian membawa dia ke Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi dan langsung dianjurkan untuk operasi pembuatan anus buatan.
"Pada saat itu dokter menganjurkan operasi dilakukan setelah Robby berumur satu tahun," kata Anto, warga Desa Talangduku, Kecamatan Tamanrajo, Kabupaten Muarojambi, itu pada wartawan, Selasa, 8 Januari 2013.
Pada saat umur Robby mencapai satu tahun, Anto membawa lagi bayinya itu ke Rumah Sakit Raden Mattaher. Namun, entah dengan alasan apa, setelah seminggu dirawat, Robby dirujuk ke Rumah Sakit Muhammad Husen, Palembang."Tiga bulan kami di Palembang, tapi Robby tidak juga kunjung dioperasi. Setiap bertemu dokter selalu jawabannya minggu depan untuk dioperasi," ujarnya.
Tidak hanya sampai di situ, ketika Anto dan keluarganya ingin memperpanjang surat rujukan ke PT Askes, mereka juga ditolak. Alasannya, memasuki tahun 2013 kerja sama Pemerintah Provinsi Jambi dengan PT Askes sudah habis. Dengan demikian, Jamkesmasda yang dipegang Anto untuk pengobatan Robby tidak bisa digunakan.
"Akhirnya kami kembali lagi ke Jambi setelah tiga bulan di Palembang tanpa ada kejelasan. Saat ini saya tidak ada pekerjaan lagi demi anak saya sembuh," ujar Anto, merupakan buruh bangunan tersebut.
Untuk menyelamatkan anaknya, Anto terus berupaya mencari bantuan ke Pemerintah Provinsi Jambi terkait biaya pengobatan buah hatinya itu. "Saya tadi juga sudah ke Rumah Sakit Raden Mattaher, tapi tetap tidak mendapat jawaban mengenai operasi anak saya," katanya.
Sementara itu, Humas Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi, Agus Sanusi, saat dikonfirmasi mengaku sedang rapat. Kejadian seperti ini pernah terjadi di Bandung, Depok, Jakarta dan Banyuwangi.
SYAIPUL BAKHORI