TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pengayuh becak yang rata-rata berusia tua tersebut antusias memasuki ruang lobby gedung DPRD DI Yogyakarta. Mereka duduk berderet di ruangan yang biasanya dipakai untuk rapat dengar pendapat itu.
Para pengayuh becak itu ingin memeriksakan gigi secara gratis oleh tim medis Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Periksa gigi gratis merupakan bagian perayaan Dies Natalis ke-7 rumah sakit tersebut.
Di sela pekerjaanya, tukang becak yang biasa mangkal di Malioboro ini bisa mampir ke ruang ber AC untuk memeriksakan giginya. "Kami turunkan 55 tenaga medis, agar tidak terlalu lama jika ada yang memeriksakan diri. Karena mereka juga harus bekerja," kata Direktur RSGM Ahmad Syaify. Tenaga medis itu meliputi dokter gigi spesialis, dokter gigi, residen, mahasiswa ko-ass, serta perawat.
Meski diumukan untuk pengemudi becak, namun yang mengikuti kegiatan itu juga dari kalangan kecil lain. Seperti para ibu yag berprofesi sebagai buruh gendong di Pasar Beringharjo, ikut pula mengantri.
Ahmad menambahkan, kegiatan itu juga menjadi asset dalam membangun pariwisata di DIY yang semakin sehat. Dalam kacamata RSGM, tukang becak khususnya di Malioboro yang menjadi sentra wisata utama Yogyakarta, jadi ujung tombak promosi wisata. Sekitar 350 tukang becak mendatangi tempat itu.
"Kondisi tukang becak yang sehat dan prima menjadi bagian dari pariwisata yang sehat. Selain harus bersih juga harus sehat karena becak sarana transportasi paling merakyat yang selalu diminati turis," kata dia.
Layanan yang diberikan sendiri meliputi tambal dan cabut gigi sebagai prioritas. Dari pengamatan RSGM, masalah yang banyak ditemui pada para tukang becak itu gigi berlubang (karies) dan gigi membusuk (bangren). Jika sudah demikian harus dilakukan pencabutan.
"Penyakit yang bisa terkait antara lain, radang sendi, stroke, jantung, dan penyakit gula. Ini yang jarang disadari masyarakat," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO.