TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengancam merazia para pelajar yang merayakan malam pergantian tahun dengan kegiatan seksual yang menyimpang.
Razia yang menurut Risma dilakukan secara besar-besaran itu juga melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), aparat kepolisian, serta TNI. “Kami tidak mau pelajar berbuat yang aneh-aneh,” kata Risma, Ahad, 30 Desember 2012.
Sikap tegas Risma tersebut merupakan wujud reaksi terhadap hasil survei Hotline Pendidikan Surabaya bersama Yayasan Embun Surabaya tentang perilaku seksual para pelajar sekolah menengah atas dan sederajat di Kota Surabaya.
Berdasarkan hasil survei yang dirilis Minggu siang tadi, malam pergantian tahun merupakan salah satu momen spesial atau yang dikenal dengan istilah saat "sakral" bagi para pelajar melakukan aktivitas seks, termasuk hubungan intim bak suami-istri (baca: Perilaku Seksual Pelajar Surabaya Semakin Memprihatinkan).
Risma mengaku sudah mendengar kecenderungan perilaku seks menyimpang para pelajar tersebut sejak tahun lalu. Untuk menyikapinya, kata Risma, Pemerintah Kota Surabaya tak henti-hentinya melakukan sosialisasi tentang bahaya seks bebas kepada para pelajar.
“Razia telepon genggam yang berisi gambar porno sudah sering kami lakukan,” ujar Risma pula.
Menurut Risma, salah satu cara untuk meminimalkan perilaku seks menyimpang para pelajar adalah dengan memperbanyak kegiatan yang berkaitan dengan prestasi akademis. Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya juga terus memperbanyak fasilitas olahraga.
Gedung Wanita, Taman Remaja, dan Convention Hall milik Pemerintah Kota Surabaya juga dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga. “Saya arahkan agar mereka lebih memikirkan prestasi, bukan mikir yang aneh-aneh. Modernisasi tidak ada kaitannya dengan seks bebas,” ucap Risma.
KUKUH S WIBOWO