TEMPO.CO, Tuban-Sedikitnya 60 hektare tanaman padi umur satu hingga dua bulan di Kabupaten Tuban terancam puso. Hal itu menyusul banjir bandang yang menyasar di empat desa di Kecamatan Merakurak Tuban pada Senin-Selasa kemarin.
Dari 60 hektare tanaman padi itu sebagian besar berada di Desa Kapu, Mandirejo, Tuwiri Wetan dan Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Tuban. Empat desa itu, terutama Desa Kapu, termasuk lahan produktif pertanian di Kabupaten Tuban. Dalam satu tahun rata-rata petaninya bisa panen antara dua hingga tiga kali.
Banjir sudah menggenangi persawahan sekitar tiga hari. Air menggenangi hingga pucuk tunas padi, sehingga tanaman itu terancam mati. “Kami masih melakukan pendataan di lapangan,” kata Pelaksana Tugas Dinas Pertanian Tuban, Darmudji pada Tempo Rabu 26 Desember 2012. Pendataan diperlukan untuk proyeksi pemetaan produksi gabah tahun 2012-2013.
Pendataan sempat terganggu karena, jalan penghubung di empat desa tersebut sempat digenangi banjir. Air mulai surut pada Rabu pagi 26 Desember 2012, tetapi genangannya masih memenuhi areal persawahan yang dipenuhi tanaman padi. Menurutnya, jika dalam dua hari ke depan tidak ada hujan, maka, banjir bisa surut. Tetapi Dinas Pertanian Tuban, tidak bisa menjamin, apakah tanaman padi selamat dari puso atau tidak.
Di Tuban, sejumlah lahan produktif pertanian, dalam empat tahun terakhir ini, kerap terganggu banjir. Misalnya, di Kecamatan Rengel, Soko, Plumpang, dan sebagian di Kecamatan Semanding, juga masuk daerah produktif tapi kerap banjir bandang. Di wilayah lain, puso disebabkan faktor lain.
Banjir merendam sedikitnya perumahan penduduk di empat desa di Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur Selasa 25 Desemberr 2012. Hujan deras yang mengguyur Tuban dan Bojonegoro selama dua hari Senin 24 Desember dan Selasa Desember 2012.
Empat desa yang digenangi banjir, yaitu Desa Mandirejo, Bogorejo, Kapu dan Tuwiri Wetan Kecamatan Merakurak. Sejumlah jalur antar-desa terputus dan sebanyak 200 rumah terendam
SUJATMIKO