TEMPO.CO, Jakarta--Koran Tempo edisi Ahad, 23 Desember 2012 memotret Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan seharian. Bagaimana Dahlan ketika sudah masuk jam makan siang?
"Makan, mana makan... makaaaaan!" Dahlan berteriak, merajuk meminta makan siang segera disiapkan kepada Purdi, sekretarisnya. Dahlan agak gusar karena, seusai rapat panjang tentang mobil nasional, makanan belum juga datang. Dahlan meminta disiapkan masakan Padang, dengan lalapan daun singkong yang banyak.
Siang itu, Dahlan menggelar rapat dengan Dasep Ahmadi, sang kreator mobil listrik, serta dua tamunya, Profesor Suhono Supangkat dari Institut Teknologi Bandung dan Suyoto Rais, manajer di PT Ichikoh Indonesia, sebuah perusahaan lampu otomotif asal Jepang.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dahlan mengatakan, sudah setuju dengan peluncuran mobil nasional pada Mei tahun depan. Tanggalnya, kata dia, sedang dipilih, tanggal 2 atau 20. Presiden menginstruksikan kepada seluruh kementerian terkait dengan mobil nasional untuk memberikan insentif pada proyek ini. "Mobnas yang penting fungsinya dulu, bentuk belakangan," kata pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, ini.
Dahlan berencana membangun ratusan pom listrik (stasiun pengisian baterai) untuk infrastruktur mobil listrik. Biaya untuk membangun satu pom listrik, menurut dia, murah, hanya Rp 10 juta, dan bisa sehari jadi. Lebih murah ketimbang pom bensin (stasiun pengisian bahan bakar umum/SPBU) yang membutuhkan biaya Rp 30 miliar.
Dalam peluncuran nantinya, akan diperkenalkan beberapa merek. Tidak hanya mobil listrik Ahmadi, tapi juga Tucuxi, "Ferrari" lokal yang dia pesan dari alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Danet Suryatama, seharga Rp 3 miliar. Lihat foto-foto mobil listrik pesanan Dahlan.
Menurut Dahlan, Tuxuci ini memang untuk kelas atas. Sementara mobil listrik Ahmadi untuk kelas menengah. Mei nanti akan dipamerkan segala macam mobil, mulai yang harganya di bawah Rp 100 juta, di atas 200 juta, hingga yang di atas Rp 1 miliar. "Prospeknya tergantung pemerintah, pro-lingkungan atau tidak," katanya, menjawab pertanyaan soal peluang mobil listrik di Indonesia. Selengkapnya, baca Koran Tempo.
HERU TRIONO