TEMPO.CO, Malang - Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang mengeluhkan menurunnya kualitas air minum. Sejak Senin lalu, air yang didistribusikan ke pelanggan keruh dan berwarna kekuningan. "Tak layak untuk dikonsumsi," kata pelanggan asal Bumiayu, Kedungkandang, Sri Wahyuni, Kamis, 22 November 2012.
Sri Wahyuni bersama keluarga lain terpaksa membeli air minum isi ulang. Air digunakan untuk konsumsi rumah tangga. Sedangkan air PDAM hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Sri mengeluh karena harus mengeluarkan uang tambahan untuk memasak dan minum.
Direktur Teknik PDAM Kota Malang, Teguh Cahyono, mengatakan, tiga pompa PDAM di Sumber Wendit Tumpang, Kabupaten Malang, terendam banjir. Dampaknya, sekitar 80 ribu pelanggan dari total 116 pelanggan PDAM mengalami gangguan pasokan. Kualitas air minum menurun. "Air banjir masuk ke rumah pompa," katanya.
Untuk mengatasinya, kata Teguh, PDAM Kota Malang menguras air keruh melalui proses flashing. Petugas PDAM memperbaiki instalasi untuk mencegah air hujan dan banjir masuk ke rumah pompa. Meski air keruh, PDAM menjamin air layak minum.
Teguh menyampaikan PDAM memasang katup untuk pengendalian air baku. Banjir kali ini, katanya, tak begitu besar. Banjir terbesar terjadi pada 2010 lalu. Banjir menenggelamkan pompa hingga pasokan air ke pelanggan terhenti.
PDAM Kota Malang tak memberikan janji kompensasi kerugian bagi pelanggan. Teguh mengatakan, pasokan air diprediksi bakal segera pulih sehingga pelanggan bakal menikmati layanan air yang layak konsumsi.
EKO WIDIANTO
Berita lain:
PPI Berlin Bongkar Kejanggalan Studi Banding DPR
Marzuki Alie: Mahasiswa di Jerman Seperti Maling
Deddy Mizwar Kaget Ada Dana Century di Rekeningnya
17 Kicauan Wapres Boediono Soal Century
Boediono Jelaskan Kasus Century di Twitter