TEMPO.CO, Surabaya - Badan Lingkungan Hidup Gresik akan segera mengumumkan hasil analisis laboratorium atas semburan lumpur yang ditemukan di Desa Metatu, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dugaan sementara, semburan lumpur ini berbeda dengan materi yang dikeluarkan lumpur Lapindo di Sidoarjo. "Kelihatannya lain, kandungannya lebih kecil. Tapi pastinya tunggu hasil penelitian," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Gresik, Tugas Husni Syarwanto, Jumat, 16 November 2012.
BLH telah mengambil sampel dari semburan lumpur yang bercampur minyak dan gas, sesaat setelah kejadian pada Selasa, 13 November 2012. “Hasil uji laboratorium selesai setelah 3-4 hari dari pengambilan sampel,” kata Tugas. Meski belum bisa dipastikan, kandungan yang terdapat di dalam semburan diduga mengandung gas metan karena baunya sangat menyengat. Semburan itu diketahui pertama kali sekitar pukul 17.45 WIB.
Menurut Tugas, semburan berasal di tengah-tengah tanah waduk desa yang letaknya 50-75 meter dari sumur lama yang sudah ditutup. Sebelumnya, wilayah itu pernah dikelola PT Petrochina Gresik. Namun, Petrochina tidak beroperasi lama karena kandungan minyaknya ternyata tidak banyak. Tanah itu pun dikosongkan begitu saja. Pihak Petrochina Gresik belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini
Saat ini, pihak Badan Lingkungan Hidup hanya memberikan sosialisasi ke warga setempat untuk mewaspadai semburan lumpur tersebut. Masyarakat diminta untuk tidak mendatangi atau terlalu dekat dengan lokasi semburan. Anggota Kepolisian Resor Gresik dikerahkan untuk mengamankan lokasi semburan. Apalagi jarak antara lokasi dan permukiman warga tidak jauh, kurang dari radius satu kilometer. Luberan lumpur juga terus mengalir hingga radius 100 meter dari pusat semburan.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler:
Gaya Keras Ahok Jadi Shock Therapy Pemda DKI
Deddy Mizwar Pasrah kepada Eep Saefulloh Fatah
Mengapa Pengusaha Tak Mau Outsourcing Dihapus?
Manipulasi Rp 16,1 Triliun di BP Migas
Tolak UMP Rp 2,2 juta, Pengusaha Siap Gugat Jokowi