TEMPO.CO, Makassar - Korban tewas maupun luka akibat banjir di Dusun Kabaniran, Desa Batanguru, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulbar, terus bertambah. Berdasarkan data Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar, jumlah korban tewas sudah 15 orang. Adapun menurut data kepolisian, jumlah korban tewas sebanyak 14 orang. Hingga kini, kepolisian dan tim pencari masih berupaya mencari korban hilang.
Juru bicara Basarnas Makassar, Hamsidar, mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, total jumlah korban mencapai 19 orang. Perinciannya, 15 warga meninggal dunia, dua orang dinyatakan hilang, dan dua orang lainnya masih dirawat intensif oleh tim medis. "Informasi terakhir, sudah 15 orang ditemukan meninggal," kata dia, Senin, 12 November.
Jumlah itu tidak dibantahnya masih bisa bertambah, mengingat Basarnas belum menghentikan pencarian. "Sementara pencarian masih dilakukan," ujarnya.
Pencarian dan evakuasi korban banjir sudah dilakukan sejak bencana alam terjadi, Kamis, 8 November. Selama itu, dia mengatakan, Basarnas mengalami sejumlah kendala, di antaranya luasnya medan. Hambatan itu diperparah dengan sulitnya akses komunikasi. "Area pencarian sangat luas dan komunikasi sulit karena sinyal tidak ada," ujar Hamsidar.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Ajun Komisaris Besar Endi Sutendi, mengatakan berdasarkan laporan yang diterima kepolisian, jumlah korban tewas baru 14 orang. Untuk korban yang dirawat dan dinyatakan hilang, data kepolisian sama dengan Basarnas Makassar.
Baca Juga:
Dua warga yang hilang, Endi mengatakan, merupakan bocah, masing-masing bernama Mettang, 9 tahun, dan Risto, 12 tahun. "Data yang saya terima 14 orang meninggal, dua hilang, dan dua lainnya masih diopname di Puskesmas Sumarorong," katanya.
Endi mengatakan, kendala lainnya bagi tim pencari yakni tidaknya ada aliran listrik di sekitar lokasi kejadian. "Informasinya, baru hari ini akses PLN masuk," ujar dia. Diketahui, bencana alam yang terjadi diduga akibat tingginya debit air ini membuat tanggul sungai jebol dan menghantam sejumlah rumah penduduk.
Bencana alam yang terjadi berawal dari hujan yang terus-menerus terjadi pada hari kejadian. Puncaknya, banjir yang merenggut nyawa terjadi pada Kamis lalu sekitar pukul 14.00 Wita. Pada hari itu, jumlah korban yang diterima tim pencari di Makassar sudah 10 orang tewas dan satu kritis.
TRI YARI KURNIAWAN
Terpopuler:
Begini Kronologi Pemerkosaan TKI di Malaysia
Soedirman Penganut Kejawen Sumarah
Trik Ajudan Jokowi Kecoh Wartawan
Pemilik Tangkiwood Tunggu Tawaran Jokowi
Pelecehan Seksual TKI Malaysia, Apa Kata Kemenlu