Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soedirman, Bapak Tentara dari Banyumas  

image-gnews
Jendral Soedirman. TEMPO/ISHOMUDDIN
Jendral Soedirman. TEMPO/ISHOMUDDIN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Ia mungkin telah jadi ikon: sepotong jalan utama dan sebuah universitas negeri telah menggunakan namanya. Raut lelaki tirus itu pernah tertera pada sehelai uang kertas.

Di Jakarta, tubuhnya yang ringkih diabadikan dalam bentuk patung setinggi 6,5 meter di atas penyangga 5,5 meter. Menghadap utara, dibalut jas yang kedodoran, ia memberi hormat--entah kepada siapa.

Barangkali, hanya sedikit cerita yang kita ingat dari Soedirman--sejumput kenangan dari buku sejarah sekolah menengah. Ia panglima tentara yang pertama, orang yang keras hati. Ia pernah bergerilya dalam gering yang akut--tuberkulosis menggerogoti paru-parunya.

Majalah Tempo edisi Senin 12 November 2012 menurunkan edisi khusus Jenderal Soedirman. Sejak ia remaja, orang segan kepadanya: karena alim, dia dijuluki kaji. Ia aktif dalam gerakan Hizbul Wathan--kepanduan di bawah payung Muhammadiyah.

Dipilih melalui pemungutan suara sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat/Angkatan Perang Republik Indonesia pada 12 November 1945, Soedirman figur yang sulit dilewatkan begitu saja. Ia mungkin sudah ditakdirkan memimpin tentara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan banyak pengalaman, tak sulit baginya terpilih sebagai panglima dalam tiga tahap pengumpulan suara. Dia menyisihkan calon-calon lain, termasuk Oerip Soemohardjo--kandidat lain yang mengenyam pendidikan militer Belanda.

TIM TEMPO

Baca juga:
Bekas Kamar Jenderal Sudirman Bertarif Rp 5 Juta
Jatuh Korban, Napak Tilas Soedirman Dievaluasi
Ribuan Warga Napaktilasi Gerilya Soedirman
SBY Minta Monumen Soedirman Terbuka untuk Umum
Patung dan Rumah Eks Soedirman Jadi Hak Ahli Waris Roto Suwarno

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

17 hari lalu

Pada 1911 bersama Dewi Sartika, Lasminingrat mendirikan sekolah perempuan bernama Sekolah Kautamaan Puteri. Karena kontribusinya yang besar terhadap pendidikan di Tanah Air dan menjadi tokoh intelektual perempuan pribumi, Lasminingrat dijuluki sebagai tokoh perempuan 'Sang Pemula' . Wikipedia dan Jogjaprov.go.id
Kisah Dewi Sartika Dirikan Sekolah Perempuan Pertama, Untuk Perjuangkan Kesetaraan dalam Pendidikan

Dewi Sartika memberikan kesempatan kepada para anak pembantu bagaimana rasanya sekolah dan belajar baca tulis. Sesuatu yang mustahil saat itu.


Melancong ke Pantai Malalayang, Kampung Halaman Robert Wolter Mongonsidi

20 hari lalu

Pantai Malalayang Manado. Wikipedia/Enrico Kumesan
Melancong ke Pantai Malalayang, Kampung Halaman Robert Wolter Mongonsidi

Pantai Malalayang kampung halaman pahlawan nasional Robert Wolter Monginsidi. Apa saja keistimewaan pantai ini?


Robert Wolter Monginsidi Gugur di Usia 24 Tahun, Teriakan Terakhirnya: Merdeka atau Mati

21 hari lalu

Wolter Monginsidi. Foto : Wikipedia
Robert Wolter Monginsidi Gugur di Usia 24 Tahun, Teriakan Terakhirnya: Merdeka atau Mati

Tepat pada 5 September 1949, Robert Wolter Monginsidi dieksekusi mati tentara Belanda. Ia meminta tanpa menutup mata, dan gugur di usia 24 tahun.


Mengenang AH Nasution, Orang Kuat Kedua di TKR Sesudah Jenderal Soedirman

21 hari lalu

Jenderal AH Nasution. Wikipedia
Mengenang AH Nasution, Orang Kuat Kedua di TKR Sesudah Jenderal Soedirman

Jenderal AH Nasution merupakan satu diantara tiga jenderal Indonesia yang dianugerahi Jenderal Besar Bintang Lima. Ini kehidupannya.


Berkunjung ke Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang yang Jadi Pahlawan Nasional

26 hari lalu

Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (TEMPO.CO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang yang Jadi Pahlawan Nasional

Bagindo Aziz Chan meninggal pada usia 36 tahun setelah bertempur melawan Belanda, dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 2005.


Profil Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan yang Memimpin Pasukan Laut Aceh

40 hari lalu

Laksamana Malahayati. Wikipedia.org
Profil Laksamana Malahayati, Pahlawan Nasional Perempuan yang Memimpin Pasukan Laut Aceh

Laksamana Malahayati adalah seorang pahlawan dari Kerajaan Aceh yang terkenal karena memimpin pasukan laut dalam perang melawan penjajah Belanda pada awal abad ke-16.


Kritik dari Keluarga Pahlawan Tole Iskandar, Intoleran Jadi PR di Depok

41 hari lalu

Estiana, anak pahlawan nasional asal Depok Tole Iskandar bersama veteran usai upacara pengibaran bendera di Lapangan Balai Kota Depok, Kamis 17 Agustus 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kritik dari Keluarga Pahlawan Tole Iskandar, Intoleran Jadi PR di Depok

Penilaian diberikan usai mengikuti upacara pengibaran bendera di Lapangan Balai Kota Depok, Kamis pagi 17 Agustus 2023.


Profil Sayuti Melik, Sosok Pahlawan Indonesia yang Mengetik Teks Proklamasi

42 hari lalu

Pengunjung memotret diorama Sayuti Melik yang didampingi BM Diah saat pengetikan naskah proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta, Selasa,15 Agustus 2023. Museum yang sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI itu kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat tentang detik-detik Kemerdekaan Indonesia. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Profil Sayuti Melik, Sosok Pahlawan Indonesia yang Mengetik Teks Proklamasi

Profil Sayuti Melik, pahlawan nasional yang menyarankan Bung Karno dan Bung Hatta membubuhkan tanda tangan pada naskah proklamasi kemerdekaan.


10 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dan Profil Singkatnya

42 hari lalu

Pria kenakan pakaian menyerupai Proklamator Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi di acara Napak Tilas Proklamasi Republik Indonesia di Tugu Proklamasi, Jakarta, 16 Agustus 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
10 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia dan Profil Singkatnya

Beberapa pahlawan kemerdekaan Indonesia, antara lain A.A. Maramis, Abdul Kahar Mudzakkir, Jenderal Soedirman, Chaerul Saleh, dan Adam Malik.


Menengok Syarat-syarat Menetapkan Gelar Pahlawan Nasional

43 hari lalu

Presiden Jokowi saat menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 7 November 2022. Tokoh kelima merupakan raja dari Kadipaten Pakualaman Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu KGPAA Paku Alam VIII, sebagai seorang raja perjalanan hidup Paku Alam VIII penuh dengan unsur politik dan pemerintahan, ia mengambil langkah strategis saat menyatakan bersekutu dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX hal tersebut diartikan sebagai langkah taktis dalam perjuangan kemerdekaan NKRI. TEMPO/Subekti
Menengok Syarat-syarat Menetapkan Gelar Pahlawan Nasional

Pemberian gelar pahlawan nasional ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009.