TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, Idris Laena, masih menyiapkan diri ihwal penyebutan namanya oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan saat Dahlan diperiksa Badan Kehormatan DPR. "Saya sedang menyiapkan diri untuk memberi klarifikasi," kata Idris melalui pesan singkat kepada Tempo, Selasa, 6 November 2012.
Jika sudah siap memberikan pernyataan, Idris akan segera menghubungi wartawan. Idris khawatir tidak akan mendapatkan pemberitaan yang berimbang. Alasannya, yang sedang dia hadapi adalah "raja media". Dahlan Iskan merupakan bos dari Jawa Pos Grup. "Yang punya pengaruh luar biasa," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat mengungkapkan ada dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terindikasi terlibat dalam upaya kongkalikong dan pemerasan terhadap sejumlah perusahaan badan usaha milik negara.
Kedua nama itu muncul setelah diungkapkan Dahlan Iskan saat ia diperiksa Badan Kehormatan. Keduanya adalah anggota Komisi BUMN, Idris Laena dari Fraksi Golkar, dan anggota Komisi Keuangan DPR, Sumaryoto.
Idris Laena terindikasi terkait dengan upaya pemerasan PT PAL dan perusahaan yang bergerak di perdagangan garam. Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perdagangan garam tersebut adalah PT Garam Persero.
Idris dikatakan meminta komisi 5 persen dari total penyertaan modal negara. Sedangkan di PT PAL, belum disebutkan berapa komisi yang diminta Idris. Perusahaan BUMN lain yang diduga ingin diajak kongkalikong oleh Idris adalah PT PAL. Anggota Dewan lain yang disebut Dahlan dalam pemeriksaan tadi adalah anggota Fraksi PDI Perjuangan dari Komisi Keuangan, Sumaryoto. Dia dikatakan berkongkalikong dengan Merpati Airlines.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita lain:
Peminta Upeti BUMN Terkait Penyertaan Modal
Sofyan Djalil Dukung Sekaligus Sindir Dahlan
Alasan Dahlan Tak Laporkan Peminta Upeti ke KPK
Dahlan Serahkan Dua Nama Peminta Upeti BUMN
Izin DPR untuk IPO BUMN Tumpang Tindih