TEMPO.CO, Wina - Romo asal Indonesia Simon Petrus Lili Tjahjadi mendapat kehormatan dari otoritas Katholik Austria. Pastor asal Jakarta itu didapuk menjadi imam misa penghormatan kepada Santa Maria di Katedral Santo Stephen, Austria.
"Ini merupakan kesempatan langka," kata Romo Simon kepada Tempo, Rabu 19 September 2012. "Saya diundang Ordo Fransiskan untuk berpartisipasi dalam perayaan Maria," tambah Simon, yang juga Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Jakarta.
Perayaan Maria dimulai dari Sabtu, 15 September 2012, dengan mengadakan doa Rosario dan misa kudus di Katedral Santo Stephen, atau yang juga dikenal sebagai Stephendom. Pada kesempatan itu, Simon didapuk untuk memberi kesaksian di hadapan sekitar 2 ribu umat yang hadir.
Ia menceritakan bagaimana pengalamannya pindah dari agama Buddha menjadi Katholik karena mendapat panggilan menjadi imam. "Usia 16 tahun saya masuk seminari," kata dia. Seusai menyelesaikan pendidikan sarjana di STF Driyakara, ia mengambil S2 di Perguruan Tinggi Filosofi Muenchen, Jerman pada 1994. Kemudian pada 2000 hingga 2004 menyelesaikan studi S3 di Universitas Johan Wolfgang Goethe, di Frankfurt, Jerman.
Dalam kesaksiannya, Romo Simon juga menyampaikan kondisi kehidupan beragama di Indonesia yang beragam. "Umat Islam sebagai mayoritas punya toleransi tinggi terhadap yang minoritas seperti Katholik dan Buddha," ujar pria 49 tahun itu.
Stephendom selain sebagai Katedral Austria, juga merupakan gereja terbesar di Austria. Terletak di pusat kota Wina, gereja yang dibangun abad ke-12 ini menjadi salah satu situs wisata yang paling banyak dikunjungi turis karena menjadi penanda (landmark) kota Wina.
Seusai misa hari Sabtu, perayaan Bunda Maria oleh Ordo Fransiskan ini dilanjutkan hari Minggu dengan mengadakan misa yang dipimpin oleh Kardinal Austria Christoph Schonborn. Romo Simon juga dilibatkan sebagai salah satu imam dalam misa itu. Seusai misa, diadakan perarakan patung Bunda Maria dari Stephendom ke Istana Kerajaan Austria, Hoffburg.
Sekitar 3 ribu umat mengikuti perarakan yang melintasi rute sepanjang 1 kilometer ini. "Meriah dan barisannya panjang. Kepala barisan sudah sampai di Hoffburg, ekornya baru keluar dari Sthependom," kata Suryanto, salah satu umat asal Indonesia yang mengikuti perarakan.
TITO SIANIPAR (WINA)