Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Abrasi, 200 Hektare Tambak di Demak Hilang

image-gnews
Warga menyaksikan gelombang laut yang mulai naik di antara reruntuhan bangunan yang hancur karena abrasi pantai, di Kawasan Pasir Gurun, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumbar, Senin (26/12). ANTARA/Iggoy el Fitra
Warga menyaksikan gelombang laut yang mulai naik di antara reruntuhan bangunan yang hancur karena abrasi pantai, di Kawasan Pasir Gurun, Pasie Nan Tigo, Padang, Sumbar, Senin (26/12). ANTARA/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Jepara--Sekitar 200 hektare tambak milik warga Desa Berahan Wetan, Babalan dan Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, beberapa tahun terakhir ini hilang terkena abrasi. "Abrasi menjadikan petani tambak mengalami stres berat," kata Hamdan, Kepala Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Senin 3 September 2012.

Menurut Hamdan, di Desa Kedungmutih, puluhan warganya hidup dari mengandalkan tambak ikan. Petani tambak di Desa Kedungmutih bertambak bandeng, udang dan ikan air payau lainnya. Karena abrasi, menurut Hamdan, puluhan hektare tambak hancur luluh. "Garis pantai sudah maju sekitar satu kilometer menggilas tambak warga," kata Hamdan.

Kondisi itu dibenarkan Fathan, Wakil Ketua Komisi C DPRD Demak. "Ada sekitar 200 hektare tambak milik warga di wilayah itu tergerus abrasi," kata Fathan. Akibat abrasi, kata Fathan, dimungkinkan pembentukan delta tatau tanah timbul di muara Sungai Wulan. "Delta menjadikan laju ombak mengarah ke timur menghantam tambak warga," kata Fathan.

Abrasi semakin luas sudah lama menggerus pantai wilayah tetangganya, yakni di Desa Tanggul Telare, Kecamatan Kedung hingga Desa Semat, Kecamatan Tahunan. "Banyak tambak milik warga yang kini sudah menjadi lautan," kata Rifai, pemilik tambak di Desa Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung, JeparaKabupaten Jepara.

Pada tiga tahun lalu, panjang pantai Jepara sekitar 72 kilometer. Kini, hasil audit terakhir yang dilakukan Pemerintah Jepara, pada tahun 2006, sudah mencapai 82 kilometer. Terjangan gelombang laut, menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup Jepara Junaidi, terbesar di wilayah Kecamatan Kedung mencapai 460,80 hekltare dan Keling mencapai 88,36 hektare.

Dua tahun sebelumnya, sekitar 14 hektare tambak milik warga Desa Surodadi, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, hilang akibat gerusan abrasi. "Kerugian saya ketika itu sudah mencapai Rp 700 juta," kata Sunarto, pemilik tambak satu hektare yang tergerus abrasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Abrasi di Desa Semat hingga Kedung, kata Sunarto, sudah mencapai sekitar 10 kilometer. Tanaman mangrove rusak berat dan terkikis air laut. Karena kondisi itu, dengan bantuan berbagai perusahaan (Djarum, PLTU Tajung Jati B, PT Central Java Power dan Undip), BLH Jepara menanam 1.000 bibit mangrove di wilayah tersebut.

Untuk mengurangi abrasi di daerah itu, Pemerintah Jepara membuat dua beton pemecah gelombang sepanjang dua kilometer yang menjorok ke laut sejauh 20 meter. Di samping itu, juga mengeruk bagian hilir Sungai Panggung.Tapi kondisi dua beton pemecah gelombang tersebut sudah hancur tenggelam akibat air laut pasang. "Tinggi beton kalah jauh dengan tinggi ombak yang datang ke pantai," ucap Imron, warga Desa Tanggultlare, Kecamatan Kedung, Jepara.

BANDELAN AMARUDIN

Berita Populer:
Jokowi: Ada Instruksi Agar Yang di Sana Itu menang

83 Persen Melawan 17 Persen,Jokowi Yakin Menang

Kang Jalal pun Diancam Mati

Kisah Kang Jalal Soal Syiah di Indonesia(Bagian 2)

Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN

Cerita Jalaluddin Rakhmat Soal Syiah Indonesia (Bagian I)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, yang ditanami bibit bakau pada Selasa, 12 Desember 2023 (Dok. eFishery dan Bale Mangrove)
Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.


Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Rumah seorang warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, pesisir Karawang hancur setelah dihantam ombak dan abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana
Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi


Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

19 Juli 2023

Pantai Manula, Bengkulu. Traveling. Com
Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.


Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

18 Juni 2023

Seorang nelayan Suku Laut Kojong Lingga melaut di pesisir merek ayang terancam tambang pasir. Foto: Yogi Eka Sahputra
Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya


Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

31 Mei 2023

Sekelompok bulung pelikan berkumpul di pasir timbul Ngurtavur, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Selasa, 25 Oktober 2022. Ngurtavur adalah pasir timbul yang muncul setiap terjadi air laut surut jauh atau warga setempat menyebutnya meti, sehingga berbentuk seperti pulau kecil yang dijadikan persinggahan burung pelikan dari Australia dan juga objek wisata terkenal di Maluku Tenggara. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.


Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

20 Mei 2023

Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers
Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.


Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

5 Januari 2023

Suasana jalan yang terendam limpasan air laut ke daratan atau rob di Pelabuhan Muara Baru Jakarta, Rabu 28 Desember 2022. BMKG memprediksi pesisir di 21 daerah  Indonesia terancam banjir rob hingga awal Januari 2023 akibat peningkatan ketinggian pasang air laut. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia saat bulan purnama pada Jumat, 6 Januari 2023.


Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

26 Desember 2022

Wisatawan asing membawa papan surfing di pinggiran pantai wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu 14 Desember 2022. Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023 wisatawan asing mulai ramai mengunjungi destinasi wisata Gili Trawangan.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

Beberapa hari belakangan, Lombok diguyur hujan deras sebagai dampak cuaca ekstrem.


Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

19 Juni 2022

Atap rumah yang hanyut akibat fenomena abrasi di pesisir Pantai Boulevard, Kecamatan Kepulauan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Istimewa
Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

Fenomena abrasi baru-baru ini terjadi di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tampak air laut menghantam rumah--rumah warga dan menyeretnya ke laut. Lantas, mengapa abrasi bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya?


Abrasi di Amurang Minahasa, Peneliti BRIN Sebut Sejumlah Faktor Penyebab

18 Juni 2022

Kondisi di sekitar Pantai Boulevard, Teluk Amurang, Minahasa Selatan, pasca-abrasi yang terjadi pada Rabu, 15 Juni 2022. (ANTARA/HO-BRIN)
Abrasi di Amurang Minahasa, Peneliti BRIN Sebut Sejumlah Faktor Penyebab

Sejumlah faktor diduga sebagai penyebab abrasi atau longsoran di Pantai Boulevard Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, 15 Juni lalu.