Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rusuh Sampang, Siapakah Roisul Hukama?  

image-gnews
Seorang warga Syiah mengunjungi rumahnya yang telah menjadi puing akibat dibakar massa ketika terjadi korban konflik SARA di desa Karang Gayam, Sampang, Madura, kemarin. Foto diambil Senin, (8/27). TEMPO/Fully Syafi
Seorang warga Syiah mengunjungi rumahnya yang telah menjadi puing akibat dibakar massa ketika terjadi korban konflik SARA di desa Karang Gayam, Sampang, Madura, kemarin. Foto diambil Senin, (8/27). TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Sampang -- Sepekan terakhir, nama Roisul Hukama jadi beken. Tapi bukan karena lelaki yang akrab disapa Rois ini berprestasi. Melainkan karena lelaki kelahiran 1977 ini ditetapkan sebagai tersangka kasus kerusuhan Sunni-Syiah di Sampang, Ahad pekan lalu.

Polisi menyebut Rois sebagai otak rusuh Sampang yang menewaskan seorang warga Syiah dan terbakarnya 37 rumah komunitas Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam.

Tempo pernah menemui Roisul Hukama di rumahnya, di Dusun Nangkernang, Oktober 2011 lalu. Rumahnya tembok sederhana, langgarnya luas terbuat dari kayu. Di samping langgar, ada tiga ruang pemondokan lengkap dengan kamar mandi yang atap gentingnya mulai rusak.

Perawakan Rois kecil, penampilannya necis, gaya bicaranya santun, dan ia mudah akrab. Tempo sempat salat berjemaah bersama di langgarnya. Selepas salat, dia menunjukkan dua kertas berisi print out berita Tempo soal pernyataan Tajul Muluk bahwa dirinya adalah penyebab kisruh di Nangkernang. "Itu semua tidak benar," kata Rois kala itu.

Sebaliknya, Rois menuding gaya berdakwah kakaknya terlalu keras. Hal itu membuat banyak warga Nangkernang yang suami-istri bercerai atau ayah dan anak berselisih karena dalam satu rumah ada yang menganut Syiah dan Sunni. "Karena ikut kakak saya, anak jadi tidak hormat pada orang tua, resahlah masyarakat," ujarnya.

Samsuddin, warga Sunni di Nangkernang yang ditemui Tempo waktu itu, membenarkan bahwa mereka resah dengan kehadiran Syiah. "Kiai Tajul tidak seperti bapaknya, Kiai Makmun, yang baik," katanya.

Samsuddin menyebutkan beberapa kesesatan ajaran Tajul, misalnya salat lima waktu bisa dijadikan satu atau penganut Syiah boleh bertukar istri. "Saya tahu dari ceramah Kiai Rois, dulu kan dia sempat jadi Syiah juga," katanya.

Roisul Hukama awalnya memang seorang Syiah. Pada 1992, bersama kakaknya, Tajul Muluk, dia nyantri di pesantren YAPI Bangil, Pasuruan. Namun pendidikannya tidak tamat karena K.H. Ali Karrar, pemimpin Pesantren Darul Tauhid, Pamekasan, memprotes keponakannya nyantri di pesantren beraliran Syiah.

Pada 1998, Tajul melanjutkan sekolah ke Mekah sambil bekerja serabutan. Sedangkan Rois kembali ke Nangkernang membina masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Sampang, sosok Rois tidak terlalu masyhur. Tapi, di Kecamatan Omben dan Karang Penang, khususnya Desa Karang Gayam, Blu'uran, dan Tlambah, namanya sangat disegani.

Ketua MUI Sampang K.H. Bukhori Maksum menilai Kiai Rois adalah sosok yang baik dan ramah. Namun dia mengaku hanya dua kali bertemu Rois dan mendengar ceramahnya. "Tidak ada yang provokatif," katanya.

Ketua Majelis Syuro NU Sampang K.H. Solehuddin mengakui hanya tahu nama Rois tapi tak mengenalnya secara pribadi. "Saya tidak terlalu kenal beliau," katanya.

Namun, di kalangan penganut Syiah Sampang, Kiai Rois dikenal sebagai kiai blater, artinya kumpul sama yang alim bisa, sama preman juga bisa. "Saya pernah diminta pindah dari Syiah ke Sunni oleh Kiai Rois," kata Abdul Wafi, 60 tahun.

Wafi yang mengaku tahu Rois sejak kecil karena rumahnya bertetangga menilai Rois adalah sosok keras dan jago silat. "Siapa yang cari gara-gara, diajak carok sama Kiai Rois," katanya.

MUSTHOFA BISRI

Berita Lainnya:
Tempo.co Edisi Khusus Syiah
Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran
Berapa Populasi Syiah di Indonesia
Awal Perebutan Pengaruh Syiah-Sunni di Nusantara
Piagam'' Kesepakatan Syiah - Sunni
Hubungan Pemerintah-Penganut Syiah Indonesia Baik
Iran Tak Pernah Bantu Syiah Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.


Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.


Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.


Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?


Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Seorang pengungsi melakukan adzan saat berada di kamp pengungsian di Irbil, Irak (28/6). Para pengungsi ini melarikan diri karena kekerasan antara sektarian mengancam kawasan Timur tengah. AP/Hussein Malla
Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.


Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk menentang kenikan BBM di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/3). TEMPO/Prima Mulia
Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.


Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.


Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

AA Gym memberi tausiah pada pengajian Ramadhan bersama Bandung Hijabers Community di Masjid Al Ukhuwah, Bandung, Jawa Barat, 28 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia
Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.


Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan
Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?


Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

REUTERS/Cheryl Ravelo
Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.