TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Dalam Negeri mencatat sepanjang Oktober 2004 hingga Juli 2012 ada ribuan pejabat daerah yang terlibat kasus korupsi. Setiap lapisan pejabat daerah, mulai dari gubernur, wali kota, bupati, hingga anggota dewan perwakilan daerah terlibat korupsi.
“Kami punya datanya lengkap" kata Direktur Jenderal Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan saat ditemui di kantornya pada Rabu, 29 Agustus 2012.
Sepanjang 2004 hingga 2012, Kementerian mencatat ada 277 gubernur, wali kota, atau bupati yang terlibat kasus korupsi. “Itu baru kepala daerahnya saja, belum termasuk bawahannya,” ujar Djohermansyah.
Menurut Djoher, Kemendagri tengah menghimpun data berapa jumlah bawahan kepala daerah yang terjerat korupsi. Secara umum, kata Djohermansyah, setiap kasus yang melibatkan kepala daerah pasti membelit juga bawahannya. “Minimal lima bawahannya pasti telibat kasus yang sama,” katanya. Jika dihitung hingga bawahan kepala daerah, pejabat yang terlibat korupsi bisa mencapai 1.500-an.
Kementerian juga mencatat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang terlibat korupsi. Di tingkat provinsi, dari total 2008 anggota DPRD di seluruh Indonesia, setidaknya ada 431 yang terlibat korupsi. Sementara di tingkat kabupaten dan kota, dari total 16.267 kepala daerah, ada 2.553 yang terlibat kasus.
Djohermansyah mengatakan tingginya jumlah pejabat daerah yang terlibat kasus korupsi merupakan salah satu imbas dari politik berbiaya tinggi.
Sejak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah diberlakukan, biaya politik mendadak melonjak tinggi dibanding masa-masa sebelumnya. Melalui UU tersebut, rakyat langsung memilih kepala daerah. Berbeda dengan sebelumnya ketika kepala daerah cukup dipilih oleh anggota DPRD. “Kebutuhan dana calon kepala daerah menjadi besar,” katanya.
Karena kebutuhan dana besar, calon-calon kepala daerah mencari uang ke mana-mana. “Muncullah cukong yang mau memodali,” katanya. Ketika naik jabatan, si kepala daerah akhirnya berutang. Karena utang yang besar itu akhirnya marak terjadi kasus korupsi di daerah.
ANANDA BADUDU
Berita lain:
Rupiah Kian Ngos-ngosan
Alasan Cesar Hengkang dari Inter
Indeks Terkoreksi 49 Poin
Pengacara: Paulus ''Ngotot'' Beli Chip dari Andi
Penyerang Mumbai Dihukum Mati