TEMPO.CO, Jakarta: Indonesian Police Watch meminta Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo mencopot Komisaris Besar Asjima'in dari jabatannya sebagai Kepala Polisi Resort Kota Solo. “Sudah lebih dari sepekan, sama sekali tidak ada tanda-tanda kasus penembakan pos polisi di Solo bisa terungkap,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, Ahad, 26 Agustus 2012.
Menurut Neta, Asjima’in sama sekali tidak menunjukkan upaya sungguh-sungguh untuk membongkar kasus penembakan yang mengguncang Kota Solo itu. “Kinerjanya buruk,” kata Neta.
Pada 17 Agustus 2012, sebuah pos polisi di Gemblekan diberondong peluru. Dua petugas polisi tertembak. Selang sehari, pos pengamanan polisi di Gladak dilempar sebuah granat nanas. Meski tidak menyebabkan korban luka, serangan ini sempat membuat panik masyarakat yang sedang merayakan takbiran.
"Kapolri perlu mengevaluasi dan mencopot para pimpinan kepolisian di daerah yang berkinerja buruk dan tidak mampu membangun sinergi di wilayah tugasnya," kata Neta. Kedua penyerangan pos polisi ini, kata Neta, menimbulkan keresahan di masyarakat. “Ada kesan polisi tidak mampu melindungi anggotanya sendiri,” katanya.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler:
Yang Terjadi di Kamar Itu Saat Harry Difoto Bugil
Ahok: Hebat kan, Saya Jadi Koboi
Ribuan Orang Padati Halal Bihalal Jokowi-Ahok
Samsung Kalah Gugatan, Android "Deg-Degan"
Rp 9,5 M Tak Cukup Buat Harry Tampil Bugil
Hashim : Jokowi-Basuki akan Bantu Prabowo di 2014
Jokowi Mengaku Tak Gentar Hadapi "Gajah"
Sosial Media di Mata Jokowi
Artis-artis Ini Dukung Jokowi-Ahok
Kalla: Isu SARA Pilkada DKI Bahayakan Bangsa