Douwes Dekker saat kembali dari pengasingan dengan menumpang kapal Rumphius, tahun 1918. KITLV
TEMPO.CO, Jakarta--Di tubuhnya mengalir darah Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa, tapi semangat kebangsaan Ernest François Eugène Douwes Dekker lebih membara ketimbang penduduk bumiputra.
Ia orang pertama yang mendirikan partai politik di Indonesia. Pemerintah Belanda mencapnya berbahaya karena dianggap kerap menghasut rakyat pribumi untuk berontak. Majalah Tempo membuat edisi khusus Douwes Dekker memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus ini.
Sebagai penggerak revolusi, gagasan Douwes Dekker melampau zaman. Sukarno menyebutkan dirinya berguru kepada Douwes Dekker. Sedangkan Douwes Dekker menyebut Bung Karno sebagai juru selamat Indonesia.
Douwes Dekker memimpikan kemerdekaan Republik, tapi ia hidup di pembuangan ketika proklamasi dibacakan. Baca selengkapnya profil Dekker di Laporan Khusus Majalah Tempo edisi Kemerdekaan di sini.