TEMPO.CO, Madiun - Sembari menunggu waktu sahur, anggota Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) wilayah Madiun mengadakan kontes adu kontak pesawat radio. Selain untuk menguji kualitas pesawat radio yang dipakai, kegiatan ini juga ditujukan untuk meramaikan bulan Ramadan.
“Kebetulan bertepatan dengan bulan puasa, dan ke depan secara rutin akan dilakukan,” ucap Wakil Ketua Orari Lokal Madiun Gunadi, Sabtu, 11 Agustus 2012. Dalam lomba ini setiap peserta dibekali pesawat komunikasi radio dalam kualitas yang sama. Dalam satu saluran frekuensi, peserta adu cepat mengontak.
“Suara yang paling tebal atau paling jelas, dia yang menang,” ujar Gunadi. Dalam satu sesi lomba diikuti dua hingga tiga peserta. Dalam waktu yang sama, setiap peserta diberi aba-aba oleh operator untuk mengeluarkan kontak suara secara bersamaan dalam rentang sekian detik. Lantas, hasil kontak suara semua peserta direkam melalui operator net control station (NCS).
“Dari hasil rekaman bisa didengar suara siapa yang paling jelas, dia yang menang,” Gunadi menjelaskan. Pemenang dari setiap sesi akan diadu kembali dan diambil tiga pemenang.
Adu pesawat radio ini biasa dilakukan mulai tengah malam di kawasan taman yang ada di pinggir atau bantaran Bengawan Madiun. Di bantaran sungai tersebut terdapat menara pemancar yang bisa menjangkau komunikasi radio ke seluruh wilayah Jawa Timur. Gardu pemancar itu biasa jadi pusat aktivitas anggota Orari setempat.
Tak hanya dari Kota dan Kabupaten Madiun, peserta lomba juga berasal dari luar Madiun seperti Kabupaten Ngawi. Pemenang lomba mendapat hadiah piala bergilir dan piagam penghargaan dari Orari lokal setempat.
Kegiatan ini direncanakan akan digelar setiap seminggu sekali. “Kalau tiga kali menang berturut-turut, piala yang diperoleh jadi piala tetap,” tuturnya. Kegiatan Orari Lokal Madiun tahun ini cukup bergeliat sejak perkumpulannya dirintis tahun 1974. Kini ada sekitar 130 anggota resmi Orari Lokal Madiunm yang tersebar di Kota dan Kabupaten Madiun.
Pemenang pertama lomba adu kontak radio, Harni Sahsiani, merasa senang dengan kegiatan tersebut. “Kami yang biasanya hanya berkomunikasi lewat udara, sekarang bisa bertatap muka,” tutur anggota Orari asal Ngawi ini.
Menurutnya, banyak manfaat yang diperoleh dalam kegiatan Orari. “Untuk menambah teman dan wawasan, serta bertukar pikiran,” kata Harni yang bergabung Orari sejak 1990.
ISHOMUDDIN