TEMPO.CO, Surakarta - Tenaga kerja Indonesia yang pulang melalui Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, Surakarta, pada perayaan Lebaran ini, diminta mewaspadai kejahatan pembiusan.
Koordinator Pos Pelayanan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI di Bandara Adi Soemarmo, Hafid Zaini, mengatakan, tahun lalu, ada beberapa TKI dibius dan menjadi korban kejahatan.
“Kami tidak ingin kejadian itu terulang. Karenanya, kami minta TKI waspada,” katanya, Senin, 6 Agustus 2012. Dia meminta TKI yang pulang agar dijemput keluarganya di terminal TKI. Jika ingin naik kendaraan umum, lebih baik naik taksi bandara. Namun sebelumnya harus mengecek kecocokan antara pengemudi dan identitas yang tertera di taksi. Jika ingin naik bus, harus naik Batik Solo Trans.
Sebagai langkah antisipasi, dia memperketat pengawasan. Misalnya, orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk terminal TKI. Bagi keluarga penjemput, dibatasi maksimal dua orang.
Hafid mengatakan, sepanjang Juli, rata-rata ada kedatangan 165 orang TKI, dan sebanyak 150 orang di antaranya menggunakan AirAsia. Sisanya dengan Silk Air. TKI yang mendarat di Bandara Adi Soemarmo kebanyakan bekerja di Malaysia, Singapura, dan Hong Kong. “Mereka berasal dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Ponorogo, Madiun, Ngawi, dan Magetan,” ujarnya.
Dia memperkirakan puncak kedatangan TKI yang ingin merayakan Lebaran di kampung halaman terjadi pada H-7. “Kalau arus baliknya, baru 1-2 bulan setelah Lebaran,” katanya.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo Surakarta Abdullah Usman mengatakan, TKI yang mendarat di Bandara Adi Soemarmo meningkat 3-4 kali lipat dibanding hari biasa. “Kami sudah siap menyambut kedatangan TKI,” ujarnya.
Selain itu, dia akan mendirikan posko keamanan mulai H-7 hingga H+7 untuk menjamin keamanan TKI selama di area bandara. “Kami juga akan menambah armada taksi,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO