TEMPO.CO, Surabaya - Hari Suwandi, korban Lapindo yang nekat berjalan kaki dari Sidoarjo ke Jakarta, ternyata juga sempat minta uang ke beberapa pejabat di lingkungan pemerintah Jawa Timur. Menurut Asisten Kesejahteraan Pemerintah Jawa Timur, Edy Purwinarto, Jumat, 27 Juli 2012, sebelum berangkat, Hari bersama seorang temannya beberapa kali menghubungi dirinya untuk minta uang saku.
"Saya sampaikan, kalau tujuannya ke Jakarta tidak anarkistis, pasti saya bantu," kata Edy. Saat itu Hari lantas berjanji akan mampir dulu ke kantor Gubernur untuk mengambil uang saku yang dijanjikan.
Sayang, dengan alasan yang tak jelas, Hari ternyata tak sempat mampir ke kantor Gubernur ketika berangkat. Hari baru menghubungi Edy ketika sudah berjalan hingga sampai kawasan Demak, Jawa Tengah.
"Dia telepon sudah sampai Demak minta uang, ya terus saya transfer masing-masing Rp 2 juta untuk dua orang, jadi Rp 4 juta," ucap Edy. Sejak saat itu Edy mengaku tak lagi mengontak Hari.
Edy sendiri mengaku mengetahui kondisi Hari setelah rekaman wawancara di TvOne beredar luas di Internet. "Ya itu sah-sah saja. Dia minta maaf kan tidak bisa dilarang," kata Edy.
Baca Juga:
Sekadar diketahui, Hari Suwandi adalah korban lapindo dari Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin. Meski ganti rugi bagi aset rumah dan tanahnya telah dibayar lunas oleh Lapindo, Hari tetap nekat berjalan kaki minta tambahan ganti rugi ke Jakarta.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita Terkait:
Ganti Rugi Lapindo Tahap Juli Belum Dibayar
Di TvOne, Hari Suwandi Menangis Meminta Maaf pada Keluarga Bakrie
Keluarga Curiga Niat Suwandi, Pejalan Kaki Lapindo
Korban Lapindo yang Berjalan Kaki Porong-Jakarta Tuai Kecaman
Rieke Emoh Tanggapi Lumpur Lapindo
Sebulan Lebih Penulis Skandal Lapindo Belum Ditemukan
Pemerintah Kucurkan Rp 1,5 Triliun Tangani Lapindo