TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Joko Widodo, mengaku tak mau didikte oleh partai pengusungnya jika kelak terpilih sebagai gubernur. Kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra yang mengusungnya, jauh-jauh hari pria yang kini menjadi Wali Kota Solo itu menegaskan dirinya tipikal orang yang tak bisa disetir partai.
“Jika saya menjadi gubernur, saya akan bekerja untuk masyarakat, bukan untuk kelompok atau partai,” kata Jokowi, sapaan Joko Widodo.
Mendengar pernyataan itu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, misalnya, langsung tertawa. “Lha, saya kan kenal Anda,” kata Mega seperti ditirukan sumber Tempo. “Itulah mengapa saya minta Pak Jokowi maju.” Jokowi mengangguk. Percakapan itu pun selesai. Setelah itu, melalui Rapat Kerja Daerah Khusus, pencalonan Jokowi dikerucutkan.
Tak cuma kepada Mega, Jokowi juga menegaskan hal itu kepada Prabowo, Ketua Dewan Pembina Gerindra, ”untuk menolak didikte”. Pernyataan itu disampaikan kepada Prabowo Subianto di MidPlaza, Sudirman, dua hari sebelum pendaftaran. Jokowi datang setelah ditelepon Hashim.
Dalam pertemuan itu, hadir pula Muhammad Taufik. Saat itu Jokowi mengaku sudah tahu Gerindra mengusungnya. “Kan, mereka sudah banyak bicara di media,” katanya.
Setelah menyatakan kesediaannya, Jokowi kembali menekankan sikapnya untuk bisa bekerja buat masyarakat Jakarta. Dia juga meminta partai melepasnya agar bisa bekerja untuk Jakarta. Menurut Jokowi, saat menyampaikan itu, tak ada yang merasa keberatan. “Mereka memahami sikap saya dan tak ada yang keberatan,” ujarnya. Selengkapnya baca Majalah Tempo.
WIDIARSI AGUSTINA, AHMAD RAFIQ, ANANDA THERESIA, IRA SUFA, SUNDARI
Berita terkait
Ingin Mencoblos di Putaran Kedua? Begini Caranya
Dua Kebanggaan Faisal Usai Kalah di Pilkada
Timses : Laporkan Oknum Kotak-Kotak Pembagi Duit
Faisal Basri Bubarkan Tim Sukses