TEMPO.CO, Kupang - Penumpang kapal Pelni yang berangkat dari Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur, melonjak hingga 100 persen. Lonjakan penumpang sudah terjadi karena liburan sekolah dan menjelang bulan Ramadan.
Dua kapal Pelni yakni Kapal Motor (KM) Awu yang bertolak dari Tenau, Rabu 4 Juli 2012, mengangkut sekitar seribu penumpang. Begitu pula dengan KM Sirimau yang mengangkut seribu penumpang.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Kupang Indra Irawan mengatakan jumlah penumpang pada hari biasa hanya berkisar 300-500 orang. Namun saat liburan sekolah jumlah penumpang melonjak mencapai 100 persen. "Sebelum libur sekolah, jumlah penumpang hanya ratusan orang, sekarang mencapai seribu orang," katanya.
Indra memperkirakan jumlah penumpang masih tetap meningkat saat empat kapal Pelni lainnya yang dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tenau dua hingga tiga pekan ke depan. Empat kapal itu yakni KM Bukit Siguntang yang akan mengangkut 2.000 penumpang, KM Wilis dan Pangrango mengangkut 500 penumpang, serta KM Sabu Nusantara, kapal perintis yang dioperasikan PT Pelni, mengangkut sekitar 400 penumpang.
"Meningkatnya jumlah penumpang kapal laut disebabkan oleh melonjaknya harga tiket pesawat terbang hingga 70 persen," kata dia.
PT Pelni, tuturnya, memberikan kelonggaran dengan menambah jumlah penumpang sebesar 10 persen dari daya angkut kapal saat libur sekolah dan jelang hari raya keagamaan. Peralatan keselamatan juga akan disiapkan untuk penumpang tambahan. "Selama ini penumpang yang diangkut tidak pernah melebihi daya angkut kapal," katanya.
Adi, salah seorang penumpang tujuan Ende, mengaku menggunakan kapal laut karena tiket pesawat mengalami lonjakan saat liburan dan menjelang hari besar keagamaan. "Tiket pesawat terlalu mahal, makanya saya memilih gunakan kapal laut," kata dia.
YOHANES SEO
Berita Terkait:
KPK Bidik Mobil Mewah Anas
DPR Siapkan Dua Opsi Anggaran Hambalang
Anas Diminta Datang Kembali ke KPK
Ada Anas Urbaningrum dalam Deklarasi Aburizal
KPK: Sekali Ekspose, Hambalang Naik Penyidikan
Ikut Temani Anas, Demokrat Bantah Intervensi Pemeriksaan