TEMPO.CO, Jakarta - Ruhut Sitompul menilai koleganya yang mendampingi Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ke Komisi Pemberantasan Korupsi hendaknya mencopot semua atribut partai. Dia beralasan pemakaian atribut bisa menimbulkan citra buruk bahwa Demokrat melakukan intervensi pada lembaga antirasuah tersebut.
"Padahal Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Demokrat) sudah dengan tegas mengatakan jangan melakukan intervensi," ujar Ruhut yang juga salah satu Ketua Partai Demokrat tersebut, Rabu, 4 Juli 2012. Ruhut minta kepada teman-temannya melepaskan identitas Demokrat saat mengantar Anas ke KPK.
Hari ini Anas dipanggil KPK untuk diperiksa kembali soal proyek Hambalang. Sebelumnya, 27 Juni lalu, Anas ke KPK diantar pengurus teras Demokrat dengan mengenakan berbagai atribut partai. Ruhut mengatakan, aksi mendampingi Anas ini memang sengaja dirancang oleh rekan-rekannya. Rekannya itu, menurut dia, ingin menunjukan bahwa partainya kompak dan solid.
Namun, Ruhut tak sependapat dengan aksi seperti ini. "Kalau masalah kompak, Demokrat itu memang selalu kompak," kata dia sembari mengimbau rekan-rekannya menanggalkan atribut kepartaian dan atribut Dewan Perwakilan Rakyat dalam aksi ini.
Menurut dia, akan lebih baik jika rekan-rekannya menggunakan semacam aksi massa dengan slogan dan simbol di luar partai. "Misalnya Anas Fans Club. Itu, kan, lebih cantik," kata dia.
Anas disebut oleh mantan koleganya di Partai Demokrat, M Nazaruddin, terlibat dalam korupsi Hambalang ini. Menurut Nazaruddin, Anas menikmati aliran dana proyek Hambalang yang di antaranya digunakan untuk pemenangan sebagai ketua partai dalam kongres di Bandung 2010 lalu. Anas sudah membantah tuduhan itu. Dia mengaku sama sekali tidak terlibat.
FEBRIYAN
Berita lain:
Kenapa Anas Tak Kena Jerat Pelat Mobil Palsu
Plat Mobil Palsu, Anas Cuma Kena Tegur
Soal Plat, Polisi Berkukuh Tak Beri Sanksi Anas
5 Indikasi Anas-Athiyyah Terlibat Proyek Hambalang
Kasus Pelat Palsu, Polisi Hanya Tegur Sopir Anas