Bekas Sekretaris Kota Surabaya Ditahan

TEMPO Interaktif, Surabaya:Kejaksaan Negeri Surabaya siang tadi menahan bekas Sekretaris Kota Surabaya, M. Jasin, di Rumah Tahanan Medaeng, Sidoarjo, karena diduga korupsi anggaran senilai Rp 2,7 miliar. Sebelumnya, Ketua DPRD Surabaya Mochamad Basuki dan Wakil Ketua Ali Burhan, juga ditahan karena kasus yang sama. Sebelum dibawa ke tahanan, Jasin didampingi pengacaranya, Wijono Subagyo, memenuhi panggilan penyidik Polwiltabes Surabaya. Jasin langsung masuk ke ruang Kepala Unit Penyidik, Ajun Komisaris Sudamiran, kemudian dibawa ke Kejaksaan Negeri Surabaya. Menurut Sudamiran, pihaknya menyerahkan berkas-berkas perkara disertai dokumen berupa kwitansi pencairan uang senilai Rp 75 juta dan uang tunai Rp 25 juta. "Dokumen itu kami sita dari tersangka," kata dia. Uang Rp 75 juta tersebut merupakan bagian dari Rp 2,7 miliar yang dikorupsi. Menurut Jasin, uang itu dibagikan kepada tiga orang yakni bekas Wali Kota Surabaya Sunarto Sumoprawiro, Wakil Wali Kota Bambang DH, dan Jasin sendiri. Tapi setelah kita periksa, buktinya tidak ada, ujar Sudamiran. Setelah setengah jam di kejaksaan, pukul 13.45 Jasin dibawa ke Rumah Tahanan Medaeng. "Saya siap ditahan. Isteri saya pesan agar saya tabah dan banyak wiridan," kata Jasin. Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya, Luhut Pakpahan, mengatakan alasan penahanan Jasin adalah demi efektivitas penyelesaian perkara. "Kalau di luar tahanan, jaksa penuntut akan kesulitan jika memerlukan tersangka sewaktu-waktu." Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Heru Susanto mengatakan masih mungkin akan muncul tersangka baru dalam kasus korupsi senilai 2,7 miliar di DPRD Surabaya. Polisi terus mengembangkan kasus itu, kata dia, karena masih ditengarai ada oknum yang turut serta dalam penyalahgunaan dana DPRD miliaran rupiah. "Apabila ada bukti cukup polisi akan segera menangkap oknum tersebut," ungkapnya di sela pelantikan Kapolwil Besuki di alun-alun Bondowoso, Kamis (27/2) siang. Namun, ia menolak menyebutkan siapa oknum yang dimaksud. (Kukuh S Wibowo/Mahbub Djunaidy-Tempo News Room)