Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Sabdatama Raja Yogya untuk Warganya.  

image-gnews
Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05/2012). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo
Sri Sultan Hamengkubuwono X, raja Kasultanan Yogyakarta, membacakan Sabda Tama (pernyataan raja) di Bangsal Kencono, Kompleks Kraton Yogyakarta, Kamis (10/05/2012). Dalam pernyataannya, Sultan menegaskan bahwa Kraton Yogyakarta dan Kraton Puro Pakualaman merupakan satu kesatuan yang utuh, dan bahwa Yogyakarta memiliki tata peraturannya sendiri meskipun telah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga Raja Keraton Ngayogjokarto Hadiningrat Sri Sultan HB X menyerukan sabdatama (pernyataan penting) ke 5 Kepala Daerah kabupaten/ kota di DI Yogyakarta. Mereka dipanggil ke Bangsal Kencono, Keraton Yogyakarta Kamis 10 Mei 2012.

Acara yang berlangsung sakral dan tak lebih dari lima menit itu turut hadir lima kepala daerah seperti Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Bupati Bantul Sri Suryawidati, Bupati Sleman Sri Purnomo, Bupati Gunung Kidul Badingah, dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo. Para kepala daerah itu datang ke Bangsal Kencono mengenakan baju peranakan sejak pukul 13.30 WIB. Sabdotomo sendiri mulai disampaikan sekitar pukul 14. 30 WIB.

Dalam pernyataan yang dilangsungkan mendadak sore itu Sultan didampingi permaisuri GKR Hemas dan Raja Pakualaman sekaligus Wakil Gubernur DIY Pakualam IX menyatakan sedikitnya empat poin utama dalam bahasa Jawa.

Pertama, Sultan menyatakan “Dene Kraton Ngayogyakarta saha Kadipaten Paku Alaman iku, loro-loroning atunggal” (bahwa Keraton Yogyakarta dengan Kadipaten Paku Alaman sebagai satu kesatuan yang manunggal tak terpisahkan).

Kedua, Sultan menyebut, “Mataram iku negri kang merdika lan nduweni paugeran lan tata kaprajan dewe,” (Mataram sebagai negeri yang merdeka dan memiliki tata adat dan aturan sendiri).

Ketiga dikatakan, “Kaya kang dikersaake lan dikaperangake, Mataram ngesuhi Nuswantara, nyengkuyung jejeging negara, nanging tetep ngagem paugeran lan tata kaprajane dewe” (Seperti yang diharapkan dan diperbolehkan, Mataram termasuk di dalam Nusantara, mendukung tegaknya negara, tapi tetap memegang norma tradisi dan pemerintahan-kerajaan sendiri,)

Terakhir Sultan menegaskan, “Kang mangkana iku kaya kang dikersaake, Sultan Hamengku Buwono sarta Adipati Paku Alam kang jumeneng, katetepake jejering Gubernur lan Wakil Gubernur,” (Sebab itu seperti yang diinginkan Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alam yang bertahta yang ditetapkan bersama sebagai Gubernur lan Wakil Gubernur).

Usai membacakan pernyataan itu Sultan segera kembali ke keraton diikuti kerabat dan keluarga keraton lain.  Adik tiri Sultan GBPH Prabukusumo mengaku tak berani menerjemahkan sabdatama itu. Suasana sangat hening dan khusyuk ketika sabdatama itu dibacakan.

“Tak ada keluarga yang diberi tahu. Saya juga tidak berani menerjemahkan, karena itu pernyataan resmi seorang Raja, mohon dipahami secara pribadi ,” kata Prabu.

Sementara itu cucu HB VIII, KRT H Jatingrat yang akrab disapa Romo Tirun yang hadir dalam acara itu menuturkan sabdatama merupakan pernyataan utama seorang raja yang melihat adanya persoalan tengah berkecamuk saat ini di wilayah DI Yogyakarta.

“Ada sebuah situasi yang menghendaki adanya kesatuan antara Pakualaman dan Keraton Yogya karena adanya persoalan,” kata dia. Ditanya persoalan itu apakah terkait RUUK, Tirun menilai terlalu jauh jika dikaitkan ke situ.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Saya rasa karena persoalan belakangan yang terjadi di Yogyakarta,” kata dia. Tirun memisalkan salah satunya soal adanya deklarasi Pangeran di Pakualaman yang diluar tata cara. ”Pernyataan manunggal itu bisa diartikan bahwa HB X masih mengakui penuh PA IX yang bertahta sekarang,” kata dia

Namun kata Tirun abdtama itu juga bisa dilihat dengan rentetan persoalan yang belakangan terjadi beruntun di Yogya. Seperti diketahui, sepekan terakhir di Yogya terjadi kisruh mahasiswa dengan warga yang membuat puluhan rumah di Sleman rusak, konflik warga berbau agama seperti tempat ziarah di Gunung Kidul yang dipersoalkan, hingga terakhir soal kisruh dalam diskusi Irshad Manji di Yogya.

Sabdatama ini dikatakan Tirun pernah dilakukan juga Keraton Yogya dan Pakualaman di masa HB IX, pada maklumat 30 Oktober 1945 silam, usai deklarasi proklamasi kemerdekaan NKRI. Modelnya sama, dengan memanggil semua pimpinan dan tokoh yang ada dan menyatakan bahwa Keraton Yoga dan Pakualam sebagai kesatuan manunggal tak terpisah. “Nadanya dulu juga seperti ini,” kata dia.

Sementara sejarawan dan budayawan Universitas Gadjah Mada Prof Djoko Suryo kepada Tempo menafsirkan maksud Sultan menyampaikan sabdatama itu karena munculnya kegelisahan akan adanya keadaan yang kacau khususnya di tingkat lokal Yogyakarta yang membuat masyarakat bingung dan cemas.

“Pemanggilan kepala daerah itu seperti isyarat pada para pemimpin daerah agar tak lengah untuk menjaga wilayahnya, tak terpengaruh konflik, dan tetap menjalankan tugasnya sebagai pengayom,” kata dia.

Guru besar Fakultas Ilmu Budaya UGM itu melihat sabdatama itu pernah dilakukan HB IX dalam meredakan gejolak yang terjadi pada masa pancaroba kemerdekaan yang melalui proses peralihan kekuasaan Belanda ke Jepang kemudian menjadi NKRI.

“Kalau sekarang konteksnya gejolak itu ya bisa macam-macam di Yogya, mulai dari konflik yang mengatasnamakan agama, perusakan fasilitas dan rumah warga, adu domba, yang intinya membuat warga cemas,” kata dia. Sabdatama iotu pun dikeluarkan sebagai ‘perintah’ kembali kepada pimpinan yang ada golong-gilig untuk menyatukan yang tercerai.

Turut hadir dalam sabdatama itu para kerabat dan keluarga keraton Yogyakarta seperti GBPH Hadiwinoto, GBPH joyokusumo, GKR Hemas serta para kerabat keraton lain. Selain itu ada para alim ulama yang menganakan baju sorban putih.

PRIBADI WICAKSONO.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

9 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

15 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

16 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

31 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

32 hari lalu

Menko Polhukam yang baru dilantik, Hadi Tjahjanto berjabat tangan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. TEMPO/Subekti.
Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.


Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

44 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.


Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

45 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (kedua kanan) bersama istri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Keraton Yogyakarta, Senin, 2 Mei 2022. ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Setpres/Lukas
Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.


Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

45 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.


Sederet Fakta Jokowi Temui Sultan HB X: Pertemuan Tertutup hingga Respons Ganjar

29 Januari 2024

Presiden Jokowi meninggalkan Keraton Kilen Yogyakarta usai melakukan pertemuan tertutup dengan Raja Keraton Sultan HB X. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sederet Fakta Jokowi Temui Sultan HB X: Pertemuan Tertutup hingga Respons Ganjar

Presiden Jokowi menemui Sultan HB X. Pertemuan digelar secara tertutup. Apa kata capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo soal pertemuan itu?


Jokowi Temui Sultan HB X, Jubir Keraton Minta Tak Dinarasikan yang Tidak-tidak

28 Januari 2024

Presiden Jokowi meninggalkan Keraton Kilen Yogyakarta usai melakukan pertemuan tertutup dengan Raja Keraton Sultan HB X. Tempo/Pribadi Wicaksono
Jokowi Temui Sultan HB X, Jubir Keraton Minta Tak Dinarasikan yang Tidak-tidak

Pertemuan Jokowi dan Sultan HB X selama satu jam itu berlangsung tertutup.