TEMPO.CO, Bandung- Salah satu penumpang pesawat Sukhoi Superjet SJ 100/95 yang jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, adalah Kepala Divisi Integrasi Bisnis PT Dirgantara Indonesia, Kornel Mandagi Sihombing. Ayah dua anak ini ikut penerbangan mewakili tiga direktur PT Dirgantara.
Direktur Aircraft Integration PT Dirgantara, Budiman Saleh, menyebutkan yang diundang terbang bersama Sukhoi sejatinya adalah tiga anggota direksi. Ketiganya adalah Direktur Aerostructure Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi Dita Ardoni, dan Direktur Aircraft Service Budi Wuraskito.
"Kornel diajak. Tapi karena mereka (ketiga direktur) datang terlambat akhirnya hanya Kornel ikut karena pesawat nggak bisa menunggu (yang terlambat)," ujar dia saat ditemui di rumah Kornel di Bandung, Kamis 10 Mei 2012. "PT DI diundang penerbangan karena ada rencana kerja sama pengerjaan beberapa komponen Sukhoi. Tapi itu masih masih rencana awal," katanya lagi.
Budiman mengaku terakhir bertemu Kornel pada Selasa pagi 8 Mei 2012 saat hendak rapat di kantornya. Di mata Budiman, Kornel adalah sosok yang supel dan mampu bergaul dengan aneka kalangan. Kornel, yang sempat menjadi bawahan Budiman, punya hobi main tenis, basket, dan sepak bola.
"Kami, teman-temannya, biasa panggil dia (Kornel) 'Onyek'. Dia orangnya sangat open minded. Saya kenal dia sejak masih sama-sama mahasiswa di ITB angkatan 1983 teknik mesin. Dia lalu mengambil gelar S2 untuk studi material di Universitas Teknologi Delft, Belanda," katanya. "Kami berharap yang terbaik buat beliau dan keluarga," katanya lagi.
Hal senada diungkapkan Sahat Sitorus, sobat Kornel sejak sekolah menengah pertama hingga mahasiswa. Kornel, kata dia, aktif dalam kegiatan organisasi lintas agama. "Waktu kuliah di Belanda dulu dia pernah diundang sebuah seminar khusus bidang teologi dan waktu itu dia satu-satunya insinyur, yang tak punya latar belakang pendidikan (formal) teologi, yang diundang seminar itu," kata dia. "Dia juga cukup akrab dengan Ulil (Absar Abdalla)."
Bangkai Sukhoi Superjet SJ 100/95 ditemukan hancur berkeping-keping di kawasan Gunung Salak Bogor. Terbang dan hilang kontak kemarin, pesawat nahas ini membawa 50 penumpang, termasuk pilot.
ERICK P. HARDI