TEMPO.CO, Jakarta -Almarhum Wakil Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Widjajono Partodigdo ternyata punya pola jam tidur yang ajeg. Dengan cara inilah, Widjajono bisa bangun tengah malam dan berolahraga setelah menunaikan salat subuh berjamaah di masjid Nurul Mujaihin di sebrang rumahnya.
"Saya jam tujuh malam sudah susah fokus, jam delapan malam sudah tidur, bangun jam dua (pagi),” kata Widjajono saat Tempo mengikutinya seharian pada 20 November 2011 lalu.
Widjajono menceritakan itu ketika dalam perjalanan kantornya pulang ke rumahnya di Jalan Ciragil II Nomor 28 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sekitar pukul enam malam. Kala itu, Guru Besar Tehnik Perminyakan Institut Bandung itu tanpa canggung duduk sambil memeluk bantal berbentuk hati warna merah jambu.
Lalu, apa saja yang dilakukannya di pagi harinya? Widjajono membiasakan salat subuh di masjib sebrang rumahnya. Ia lebih memilih salat berjamaah di masjid karena pahalanya orang salat di masjid itu jauh berkali lipat dibandingkan dengan sendiri di rumah. Setelah itu, ia berlari pagi sekitar sejam ke Taman Jenggala. Lalu, mandi, sarapan pagi, kemudian beraktivitas.
Kebiasaan Widjajono sudah dilakukannya sebelum menjadi Wakil Menteri ESDM. Dan kebiasaan itu tak mengalami banyak perubahan setelah ia dilantik, 19 Oktober lalu. Ayah Kristal Amalia tetap melakukan rutinitasnya, tidur jam 20.00 bangun jam 02.00, salat subuh jamaah di masjid, lari pagi sejam, baru beraktivitas.
Widjajono, pejabat yang bersahaja itu kini telah meninggal dunia. Ia meninggal ketika melakukan ekspedisi menaklukkan Gunung Tambora di Nusa Tenggara, Sabtu 21 April lalu. Berdasarkan dokter yang memeriksanya, penyebab kematiannya adalah kelelahan dan sesak nafas. Ia dimakamkan di pemakaman San Diego Hill, Minggu 22 April 2012.
RINA WIDIASTUTI
Berita lain:
Mobil Milik Wamen WidjajonoTernyata Hadiah Undian
Video Wamen Widjajono, Detik-detik Sebelum Wafat
Video Wamen Widjajono Dievakuasi di Gunung Tambora
Widjajono Berharap Tambora Seterkenal Komodo
8 Hal Widjajono Soal Pembatasan BBM Subsidi
Kata Kepala BIN Soal Meninggalnya Wamen Widjajono
Widjajono: Antara Gondrong, Tas Bolong, dan Kamera Pinky
'Rambut Pak Wid Boleh Kusut, Tapi Hatinya Tidak'