TEMPO.CO, Jakarta- Nunun Nurbaetie di dalam persidangan besok, Senin, 16 April 2012, pada saat diperiksa sebagai terdakwa akan berkukuh pada keterangannya kepada penyidik KPK. Di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BPA) dia, Miranda Swaray Goeltom disebut berperan dalam kasus suap cek pelawat terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004.
Pengacara Nunun, Mulyaharja, mengatakan kliennya akan membeberkan keterlibatan Miranda seperti disampaikannya kepada penyidik. "Sebagaimana telah diterangkan ibu Nunun di dalam BAP saja," kata Mulya, Minggu, 15 April.
Dalam kasus suap cek pelawat ini, Nunun didakwa lima tahun penjara oleh jaksa KPK karena terlibat menyuap puluhan anggota DPR periode 1999-2004 dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior BI pada 2004. Istri mantan Wakil Kepala Polri, Adang Daradjatun, ini berperan menyebarkan 480 lembar cek pelawat bernilai Rp20,85 miliar kepada anggota dewan. Nunun juga disebut mendapat uang sebesar Rp 1 miliar dari perannya membantu Miranda.
Pemilihan tersebut kemudian dimenangkan oleh Miranda. Miranda pun sudah dijadikan tersangka oleh KPK dalam kasus ini, namun pemberkasan terhadap Miranda belum dilakukan oleh KPK.
Nunun akan diperiksa sebagai terdakwa pada persidangan Senin besok. Namun sebelumnya, kubu Nunun akan menghadirkan satu lagi saksi meringankan, Chairul Huda, ahli pidana dari Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pada sidang sebelumnya, kubu Nunun menghadirkan tiga saksi a de charge. Mereka adalah Lini Suparni, kepala rumah tangga di rumah Nunun ini, Samid Bahruddin, sopir Nunun, dan Ritje Slamet, pengusaha catering langganan Nunun. Ketiganya kompak menyebut Miranda sering ke kediaman Nunun di Cepete, Jakarta Selatan.
Adapun Nunun di BAP-nya maupun di dalam persidangan 9 April lalu mengatakan, menjelang pemilihan Deputi Gubernur Senior BI, Miranda pernah meminta tolong kepadanya untuk mengatur pertemuan dengan sejumlah anggota DPR periode 1999-2004.
"Saya bersumpah, Demi Allah, Ibu (Miranda) pernah meminta tolong saya untuk menemukan Ibu dengan kawan-kawan DPR di rumah saya di Cipete," kata Nunun.
Pertemuan itu, kata dia, dihadiri tiga politikus Senayan, Paskah Suzetta dan Hamka Yandhu dari Partai Golkar, serta Endin J. Soefihara dari Partai Persatuan Pembangunan. Dalam pertemuan itu, Miranda minta dimenangkan dalam Deputi Gubernur Senior BI. "Demi Allah pula Ibu Miranda) bertemu mereka dan minta agar Ibu (Miranda) diloloskan dalam fit and proper test," ujar Nunun.
Miranda membantah adanya pertemuan di Cipete dengan Hamka, Paskah, dan Endin. Namun Miranda mengakui kenal dengan Nunun dari sejumlah acara sosialita. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga tidak membantah pernah meminta dukungan kepada Nunun dalam Deputi Gubernur Senior BI. Tapi, kata Miranda, dukungan yang dia harap bukan berupa sokongan uang, melainkan do'a.
Mulyaharja yang dikonfirmasi ihwal keterangan Nunun lainnya di BAP, enggan membeberkannya. "Nanti ya, maaf sy lagi kuliah," katanya singkat.
RUSMAN PARAQBUEQ