TEMPO.CO, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev membuat kesepakatan di bidang energi. Penjajakan Pertamina sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Dan kedatangan Presiden Nursultan membawa janji bahwa Indonesiaakan diberikan ladang yang bagus.
"Rencananya Indonesia akan mendapatkan 100 ribu barel per hari dan mereka butuh minyak goreng. Mereka mau buat refinery (pengolahan) kelapa sawit, kami buat eksplorasi bor minyak," kata Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, di pelataran Istana Merdeka, Jumat 13 April 2012.
Diharapkan kerja sama energi ini sudah bisa dimulai pada tahun 2013 atau awal 2014. "Kalau lancar bisa cepat, karena ladang bagus. Kalau bornya bagus bisa cepat dapat kita," kata dia.
Jero pun yakin kerja sama ini bisa berlaku panjang. Alasannya Kazakhstan menghasilkan minyak bumi hingga dua juta barel per hari. Tetapi impor minyaknya masih nol karena penduduknya sedikit.
Selain itu, kata Jero, masih ada dua industri lain yang dijajaki untuk barter. Kazakhstan memiliki pabrik kapas dan gandum yang banyak. Tetapi tidak punya pabrik mi dan tekstil. "Indonesia punya pabrik tekstil dan pabrik mi. Jadi Indonesia bikin pabrik di sana. Kira-kira begitu," kata dia.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan setidaknya ada enam komoditas unggulan yang masuk dalam penjajakan untuk perdagangan bilateral. Di antaranya, karet untuk ban, tekstil, kelapa sawit, dan farmasi. "Yang jelas untuk ban saja sudah ditandatangani perjanjian lebih dari 300 juta dolar AS. Belum gandum dan lainnya, bisa lebih dari 1 miliar dolar AS totalnya. Bentuk joint venture masing-masing," kata dia.
Dalam keterangan resminya, kedua negara juga meningkatkan volume perdagangan bilateral dengan target perdagangan bilateral mencapai 100 juta dolar AS dalam waktu lima tahun.
Selain itu, kedua negara juga menyepakati mengaitkan dua rencana pembangunan kedua negara. Penerapan Program Strategi Pembangunan Kazakhstan 2030 yang meliputi program the State Program of Forced Industrial-Innovative Development 2010-2014 dikaitkan dengan MP3EI.
ARYANI KRISTANTI