Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengetahuan Ibu Hamil Minim, Angka Kematian Tinggi

image-gnews
Steadyhealth.com
Steadyhealth.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Utusan Khusus Presiden Program Millennium Development Goals, Nila F. Moeluk, mengatakan kurangnya pengetahuan para ibu hamil mengakibatkan tingginya kematian ibu melahirkan. Masih banyak ibu hamil tak mengetahui seluk-beluk kesehatan dan persalinan.

Nila mencontohkan masih banyak ibu hamil di daerah terpencil memilih bersalin di rumah. Biasanya karena masalah jarak dengan Puskesmas jauh. Karena persalinan di rumah hanya menggunakan peralatan sederhana, risiko ibu meninggal dunia menjadi tinggi. "Harusnya ibu sudah perhitungkan dalam kehamilan umur sekian bulan, jangan jauh-jauh dari puskesmas," katanya di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional pada Senin, 12 Maret 2012.

Saat ini angka kematian ibu mencapai 162 per 100 ribu. Artinya, dalam 100 ribu ibu terdapat 162 ibu yang meninggal dunia karena melahirkan. Padahal target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 102 per 100 ribu.

Dilihat dari jenjang pendidikan, Data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menyatakan terdapat mayoritas ibu tidak memiliki ijazah SD, yakni sebesara 33,34 persen. Selanjutnya sebanyak 30,16 persen ibu memiliki ijazah SD atau sederajat. Terdapat 16,78 persen ibu yang berpendidikan setara SMA. Hanya 7,07 persen ibu yang berpendidikan perguruan tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nila mengajak para perempuan, khususnya ibu, untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan mereka. "Pengetahuan perempuan harus ditingkatkan," ujarnya.

MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

11 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.


Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

25 hari lalu

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.


Gotong Royong Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting

16 Agustus 2023

Gotong Royong Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting

Terdapat Lima Pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting


Hari Kependudukan Dunia 2023, Kepala BKKBN Tegaskan Kesetaraan Gender

12 Juli 2023

Hari Kependudukan Dunia 2023, Kepala BKKBN Tegaskan Kesetaraan Gender

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menegaskan masyarakat global harus memajukan kesetaraan gender untuk menciptakan dunia yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan dengan kemungkinan tak terbatas.


USU Raih Penghargaan Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan

6 Juli 2023

Muryanto Amin. Facebook.com
USU Raih Penghargaan Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan

USU berhasil meraih penghargaan sebagai perguruan tinggi yang peduli terhadap kependudukan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.


Mengulik Sejarah dan Alasan di Balik 29 Juni Ditetapkan Hari Keluarga Nasional

29 Juni 2023

Ilustrasi keluarga makan bersama di meja makan. Foto: Freepik.com
Mengulik Sejarah dan Alasan di Balik 29 Juni Ditetapkan Hari Keluarga Nasional

Hari Keluarga Nasional adalah sebuah perayaan yang diadakan untuk memperingati pentingnya peran keluarga dalam kehidupan masyarakat.


Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

13 Mei 2023

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memberikan sambutan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Mall Kota Kasablanka, Sabtu, 13 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

Kabar baik. Angka kematian ibu di DKI Jakarta yang sempat naik di masa pandemi kini kembali turun


Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

5 Mei 2023

Solidaritas Bidan Pegawai Tidak Tetap Republik Indonesia membawa poster tuntutan saat berunjuk rasa di Monas, Jakarta, 14 September 2015. Mereka juga menuntut pemerintah menghentikan pemotongan cuti bagi para bidan yang melahirkan. TEMPO/Subekti
Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

Hari Bidan Sedunia atau International Day of the Midwife (IDM) dirayakan setiap tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Hari Bidan Sedunia dirayakan sebagai bentuk penghomatan kepada profesi bidan yang selalu melayani masyarakat dalam kebidanan dan ginekologi.


BPIP Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan

16 Februari 2023

Kepala BPIP KH. Yudian Wahyudi, Mantan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat acara Kick off Meeting Pancasila Dalam Tindakan Mencegah Stunting di Darmawangsa, Jakarta.
BPIP Kick Off Meeting Pancasila Dalam Tindakan

Sekitar 7-8 orang eror karena stunting maka suatu saat akan menjadi beban negara


Kemiskinan Ekstrem di DKI Naik Jadi 95.668 Orang, BKKBN: Mestinya Enggak Ada Lagi

31 Januari 2023

Suasana kawasan padat penduduk di bantaran kali, Kapung Melati, Tanah Abang, Jakarta, Rabu 30 Maret 2022.Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta merilis angka kemiskinan turun 0,05 persen menjadi 4,67 persen pada September 2021 dari 4,72 persen pada Maret 2021. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kemiskinan Ekstrem di DKI Naik Jadi 95.668 Orang, BKKBN: Mestinya Enggak Ada Lagi

Seharusnya tidak ada kemiskinan ekstrem di Jakarta, bantuan sudah banyak.