TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Widjojo Nitisastro, rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata siang ini. Arsitek ekonomi Orde Baru itu dimakamkan di Kalibata atas permintaan mantan Presiden BJ. Habibie.
Menurut Rektor Universitas Indonesia, Gumilar Rusliwa Somantri, permintaan ini tak lepas dari kedekatan hubungan antara Habibie dan Widjojo. Selain itu, Widjojo dianggap layak menempati makam pahlawan bersama tokoh penting lainnya lantaran memiliki jasa yang setara. Padahal sebelumnya pihak keluarga berencana memakamkan Widjojo di tempat lain. "Tapi Pak Habibie minta beliau dimakamkan di Kalibata karena memiliki hak untuk menempati lokasi itu," ujarnya kepada Tempo, Jumat 9 Maret 2012.
Widjojo wafat pada pukul 02.20 WIB di rumahnya di Jalan Bukit Golf Utama PE 3 Pondok Indah, Jakarta Selatan. Jenazah rencananya dikebumikan pukul 16.00 WIB setelah sebelumnya disalatkan di Masjid Sunda Kelapa dan disemayamkan di gedung Bappenas, Jakarta Pusat.
Semasa hidupnya, Widjojo pernah menjabat sebagai Ketua Bappenas (1967-1971), Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (1971-1973), Menko Ekuin merangkap Ketua Bappenas (1973-1978 dan 1978- 1983), dan Penasehat Ekonomi Presiden di akhir pemerintahan Soeharto. Pria kelahiran 23 September 1927 ini menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan melanjutkan ke University of California di Berkeley hingga 1961.
Ia pun dikenal sebagai arsitek ekonomi Orde Baru setelah mengepalai Tim Ahli Bidang Ekonomi yang dibentuk Presiden Soeharto. Namun, tuduhan miring menimpa Widjojo dan beberapa rekan sesama lulusan University of California di Berkeley. Mereka dianggap sebagai antek intelijen Amerika (CIA) yang bertugas menanamkan liberalisme ekonomi di Indonesia. Kelompok ini pun dijuluki mafia Berkeley.
NUR ALFIYAH | FERY FIRMANSYAH