TEMPO.CO, Jakarta- Malam ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menonton film dokumenter upaya konservasi orangutan di Indonesia. Film berjudul "Born to be Wild" ini diluncurkan perdana tahun lalu dan hari ini diputar perdana di teater Imax Keong Mas, TMII, Jakarta Timur. Untuk selanjutnya, film berdurasi 40 menit ini akan dipertontonkan untuk umum selama dua minggu.
Film ini mengisahkan konservasi orangutan di Kalimantan dengan tokoh utama ahli primata asal Kanada Birute Galdikas. Peneliti perempuan yang telah 20 tahun menjadi Warga Negara Indonesia dan menikah dengan warga Dayak ini telah mengabdikan diri selama 40 tahun dalam penyelamatan orangutan.
Primata yang hanya ada di Sumatera dan Kalimantan, Indonesia ini masuk dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) 2002 sebagai satwa langka. Saat ini diperkirakan hanya sekitar 51.300 individu primata yang menyerupai manusia ini yang tersisa di hutan liar. Tetapi beberapa tahun terakhir, kecepatan penurunan populasi orangutan drastis. Pembalakan liar dan pembantaian diperkirakan bisa mengurangi jumlah orang hutan ini hingga hampir 50 persennya.
Pemutaran film ini diselenggarakan atas inisiatif Kedutaan Besar RI bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan RI, Orangutan Foundation International (OFI), Sinar Mas dan Eka Tjipta Foundation. "Di Amerika banyak siswa yang sampai antre menonton film abadi ini. Diharapkan orangutan merupakan satwa dan ikon Indonesia," kata Dino Patti Djalal, Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat, Senin 20 Februari 2012.
Sebelumnya, Putri Indonesia 2001 Angelina Sondakh turut menjadi Duta Orangutan Indonesia. Pemutaran film ini dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang.
ARYANI KRISTANTI