TEMPO.CO, Sukabumi - Sebanyak 96 mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Sukabumi, Jawa Barat, dikabarkan menderita depresi. Mereka stres karena tertekan atau disiksa saat bekerja di Timur Tengah serta depresi saat kembali ke kampung halaman.
“Hingga akhir Januari 2012, kita telah mendata dan menerima laporan 96 TKI asal Sukabumi yang mengalami depresi. Mereka tersebar di berbagai sentra TKI Sukabumi, seperti Sukaraja, Jampang, dan daerah lainnya,” kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia Sukabumi Jejen Nurjanah di Sukabumi, Selasa, 14 Februari 2012.
Bahkan, kata Jejen, ada TKI yang terpaksa dipasung keluarganya akibat mengalami depresi berat. "Di antaranya TKI yang tinggal Purabaya dan Cireungas, Kabupaten Sukabumi," katanya. "TKI ini dipasung keluarga akibat sering mengamuk dan keluarga tidak mampu mengobati depresi para mantan TKI ini."
Berdasarkan pendataan SBMI, sekitar 70 persen TKI mengalami depresi saat mereka bekerja di Timur Tengah. Para TKI ini mendapatkan berbagai perbuatan tidak menyenangkan, mulai dari kekerasan fisik, pemerkosaan, pelecehan seksual, hingga berbagai tekanan psikologis saat bekerja bersama majikan mereka. Sisanya, yang 30 persen, menderita depresi saat pulang ke kampung halaman.
"Depresi disebabkan saat mantan TKI tidak bisa menerima, saat pulang keluarganya berantakan karena sang suami telah menikah lagi dan uang yang dikirimkan habis," ujar Jejen.
Jejen mengungkapkan, setiap bulan, ada saja TKI yang pulang atau dipulangkan karena depresi dari Timur Tengah. Namun keberadaan para TKI ini disembunyikan oleh berbagai pihak, terutama oleh Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). “Ada persekongkolan untuk menyembunyikan para TKI yang depresi dari keluarga mereka dan masyarakat lain,” ujarnya.
DEDEN ABDUL AZIZ