TEMPO.CO, Jakarta- Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) Pius Lustrilanang mengatakan terdapat item pengadaan alat anti sadap dalam pengajuan awal anggaran renovasi ruang rapat Badan Anggaran. Di antara pengajuan anggaran senilai Rp 24 miliar itu, terdapat item pengadaan alat sadap senilai Rp 7,4 miliar.
Namun hal ini dibantah oleh Kepala Biro Pemeliharaan dan Instalasi Sekretariat Jenderal DPR, Sumirat. Menurut Sumirat anggaran senilai Rp 7,4 miliar itu tidak pernah ada. "Tidak ada, tidak ada diadakan anggaran itu," ujar Sumirat kepada Tempo, Senin, 6 Februari 2012.
Sumirat mengatakan pengadaan alat sadap itu tidak masuk dalam pengadaan renovasi ruangan Badan Anggaran yang akhirnya menelan biaya Rp 20,3 miliar.
Pius menambahkan jika alat sadap itu dikeluarkan dari rencana anggaran, biaya renovasi Banggar seharusnya menjadi hanya Rp 17 miliar. Namun kenyataannya anggaran yang dicairkan senilai Rp 20,7 miliar. "Artinya masih ada anggaran untuk alat sadap itu," ujar Pius kepada Tempo.
Menurut Pius, dirinya pernah bertanya kepada Sekjen DPR Nining Indira Saleh dalam rapat Badan Kehormatan untuk membahas penghitungan ulang beberapa furnitur ruang Banggar. "Saat itu saya tanyakan apakah alat sadap masih ada, dan dia bilang tidak," ujar Pius.
Namun menurut Pius tidak ada bahasan lebih lanjut dalam rapat itu apakah alat terpasang atau tidak. "Rasionalnya kalau alat itu tidak ada harusnya penghematan bisa lebih besar," ujar dia.
Saat dilakukan penyesuaian anggaran renovasi ruang Banggar, Ketua Badan Kehormatan Muhammad Prakosa menyampaikan bisa menghemat anggaran hingga Rp 5,7 miliar. Penghematan ini diperoleh dari penggantian kursi dan sound system.
Namun menurut Pius, jika alat sadap tidak lagi dipasang seperti disampaikan sekjen, seharusnya ada penghematan tambahan senilai Rp 7,4 miliar lagi. "Jadi kalau ditotal anggarannya seharusnya bisa di bawah Rp 10 miliar."
Hanya, Pius tidak bisa memastikan apakah saat ini alat anti-sadap itu jadi dipasang atau tidak. "Silakan saja diperiksa," ujar dia. Di sisi lain dia juga mengaku tidak tahu dengan adanya pengadaan perangkat teknologi di ruang Banggar yang disampaikan oleh Ketua BURT Marzuki Alie.
Menurut dia pengadaan perangkat IT yang mencapai nilai Rp 7,5 miliar tidak pernah dibicarakan dari awal. "Jadi apakah ini dua hal yang terpisah dengan renovasi Banggar dan alat anti-sadap atau sama."
IRA GUSLINA