TEMPO.CO, Sukoharjo - Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo memulai pembangunan masjid di dalam kompleks pesantren. Pembangunan masjid yang mampu menampung 2.500 jemaah itu diperkirakan memakan biaya hingga Rp 5 miliar.
Direktur Pesantren Al Mukmin Ngruki, Wahyuddin, mengatakan kondisi masjid yang saat ini ada sudah cukup memprihatinkan. “Selain kondisi fisiknya sudah tidak bagus, masjid juga tidak mampu menampung semua santri,” katanya saat peletakan batu pertama pembangunan masjid, Senin, 23 Januari 2012. Kondisinya sangat kontras dibandingkan dengan bangunan asrama yang sudah cukup megah.
Menurutnya, pembangunan serta perluasan masjid itu sudah lama direncanakan. “Dulu pernah ada donatur dari Kuwait yang menyanggupi menanggung semua biayanya,” kata Wahyuddin. Hanya, rencana itu batal lantaran terjadi Perang Teluk.
Selanjutnya, mereka juga sempat nyaris mendapat donatur dari Arab Saudi. Donatur tersebut juga menyanggupi akan membiayai semua pembangunan masjid. Namun tanpa alasan yang jelas, donatur akhirnya mengalihkan dananya untuk membangun masjid di Malaysia. “Akhirnya kami memutuskan untuk melaksanakan sendiri pembangunan masjid ini,” kata Wahyuddin.
Ketua panitia pembangunan masjid, Ibnu Hanifah, menjelaskan masjid yang lama telah dibangun sejak 1973. Masjid tersebut berdiri dengan luas 700 meter persegi. “Kami akan membangun kembali menjadi masjid dua lantai dengan luas 1.600 meter persegi,” kata Ibnu.
Pembangunan masjid akan melibatkan sejumlah arsitek serta ahli teknik sipil. “Kami menggerakkan para alumnus,” katanya. Menurut Ibnu, banyak alumnus pesantren Ngruki yang telah menjadi sarjana teknik dan arsitek.
Sedangkan total biaya yang dibutuhkan untuk membangun masjid itu diperkirakan mencapai Rp 5 miliar. Hanya, ternyata mereka hingga saat ini baru memiliki sebagian kecil biaya. “Hingga saat ini kami baru berhasil mengumpulkan Rp 104 juta,” kata Ibnu.
Rencananya mereka akan mengerahkan para santri serta alumnus untuk mencari donatur. Mereka optimistis pembangunan masjid tersebut akan mampu diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga tahun.
Sedangkan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya yang hadir dalam peletakan batu pertama menjanjikan bantuan sebesar Rp 25 juta. “Bantuan dari APBD tersebut baru bisa diberikan pada September mendatang,” kata Wardoyo. Sebab, saat ini mekanisme pemberian bantuan sosial tidak memungkinkan untuk memberikan bantuan secara mendadak.
Menurut pantauan Tempo, peletakan batu pertama pembangunan masjid di pesantren asuhan Abu Bakar Ba’asyir tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat di Sukoharjo. Berbagai organisasi masyarakat, kalangan pesantren, ulama, serta perbankan syariah juga turut hadir.
AHMAD RAFIQ