TEMPO.CO, Jakarta- ASR, bocah perempuan 5 tahun yang positif terinfeksi virus H5N1 akhirnya meninggal dunia pada 16 Januari 2012. Sebelumnya, pasien ini dirawat di RS Persahabatan Jakarta Timur.
"Pada 13 Januari 2012, penderita mengalami sesak napas, dan dilakukan tindakan medis sesuai prosedur. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan Polymirasrea Chain Reaction (PCR), pasien dinyatakan positif terinfeksi virus H5N1," kata Kepala Pusat Komunikasri Publik, drg. Murti Utami, dalam keterangan pers, Jumat 20 Januari 2012.
ASR, warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta adalah korban kedua kasus flu burung yang terjadi pada tahun 2012 di Indonesia. Ia ditemukan tim surveillance saat melakukan investigasi di wilayah tersebut pada 7 Januari 2012.
Korban pertama flu burung di tahun ini adalah PDY (laki-laki 23 tahun) warga Sunter, Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta, yang bermata pencarian sebagai pekerja bengkel las. PDY mengalami gejala demam, batuk, dan pilek sejak tanggal 31 Desember 2011. PDY meninggal pada 7 Januari 2012.
Menurut Murti, setelah melakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah penderita dan lingkungan sekitar oleh Tim Terpadu Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat, diketahui ASR sering dibawa ke bengkel tempat kerja PDY (pasien positif flu burung). PD yang juga merupakan paman dari ASR, menurut Murti, jarang mencuci tangan setelah memegang merpati, hewan peliharaan miliknya.
Untuk melihat apakah virus H5N1 itu tersebar, maka menurut Endang, sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 52 orang yang telah melakukan kontak korban. Hasil pemeriksaan pada orang-orang tersebut menyebutkan masih negatif. Dengan bertambahnya satu kasus ini, jumlah kumulatif flu burung di Indonesia sejak tahun 2005 sampai 2012 adalah 184 kasus dengan 152 kematian.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp(K), MARS, DTM&H, DTCE, selaku vocal point International Health Regulation (IHR) juga telah menginformasikan kasus ini ke WHO.
MITRA TARIGAN
