TEMPO.CO, Jakarta - Merasa dipecundangi Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Ja'far, Jusman Dalle siap melaporkan kasus plagiat ke Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat. Jusman adalah mahasiswa asal Universitas Muslim Indonesia Makassar yang menemukan tulisannya telah diplagiat oleh Marwan Jafar dalam halaman pendapat di Koran Tempo, Jumat 13 Januari 2012.
"Kami sedang persiapkan untuk diteruskan ke Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat," kata Jusman ketika dihubungi, Jumat, 13 Januari 2012. Karena posisi Jusman di Makassar, maka kemungkinan baru pekan depan bisa mengadu ke Senayan.
Mahasiswa ekonomi politik ini memang setiap pagi selalu membaca Koran Tempo edisi digital. Ketika menyusuri halaman pendapat, ia menemukan tulisan karya Marwan itu mirip dengan karya yang pernah dimuat di situs detik.com pada 28 Januari 2011, juga situs okezone pada 25 Oktober 2011." Awalnya saya pikir ini tulisan saya," ujar Jusman.
Tapi ternyata nama yang tertera adalah Marwan Ja'far. Ia pun kembali membaca tiap alinea dan menyadari bahwa hampir 85 persen tulisannya mirip. Bahkan, ada dua alinea yang tidak diedit sama sekali dengan susunan kalimat dan diksi yang sama.
Menyadari karyanya "dicuri", Jusman berniat memprotesnya melalui cara yang paling ampuh dan cepat, yaitu jejaring sosial. Tapi karena menyangkut nama besar, pria berusia 25 tahun ini pun berpikir-pikir soal risiko yang akan ditanggung. "Sebelum publish di Facebook dan Twitter saya merenung 15-20 menit dulu," kata dia.
Setelah yakin memang banyak kesamaan, ia pun berani menulis status. Agar infonya meluas, sejumlah akun dengan follower banyak pun di-mention. Akibatnya, isunya menjadi tersebar cepat di jejaring sosial 140 karakter ini.
Jusman mengaku tak memiliki hubungan sama sekali dengan Marwan. Bahkan, tergabung dengan satu organisasi pun tidak. Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ini menegaskan tidak pernah bertemu di dunia nyata maupun di dunia maya. Marwan juga tak pernah menghubungi Jusman untuk berdiskusi soal tulisan Libya.
"Ini pelanggaran etika. Sebagai kaum intelektual, kami merasa tercederai," ujar pria yang mempunya ketertarikan di bidang politik Timur Tengah. Apalagi Jusman menulisnya membutuhkan waktu hingga tiga hari agar bisa menggabungkan data dan analisis situasi terakhir di Libya. Maka, solusi terhadap pelanggaran etika ini adalah melapor ke Badan Kehormatan sebagai institusi pelanggaran etis anggota Dewan.
DIANING SARI