TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul delapan warga Pulau Padang yang melakukan aksi jahit mulut di depan gerbang gedung Dewan Perwakilan Rakyat, kemarin, 19 Desember 2011, sepuluh warga Pulau Padang lainnya juga akan melakukan aksi serupa hari ini, Selasa, 20 Desember 2011.
"Kami berharap aksi ini akan mendapat tanggapan baik dari DPR RI ataupun Pemda Riau terkait masalah Pulau Padang," ujar koordinator lapangan, Isnadi Esman, ketika diwawancarai Tempo, Selasa.
Kesepuluh warga tersebut akan melakukan aksinya pada pukul 10.00, waktu yang sama dengan delapan warga yang terlebih dulu menjahit mulutnya. Namun, hingga berita ini ditulis, nama-nama yang akan menjahit mulutnya belum ditentukan.
"Semua relawan di sini pengin duluan melakukan aksi jahit mulut. Jadi, kami perlu lakukan rapat dulu agar urutan gilirannya jelas," ujar Isnadi.
Mendekati 24 jam setelah aksi pertama, warga yang telah menjahit mulutnya belum makan sekalipun. Meskipun dijahit, mereka masih mampu membuka mulut untuk minum.
Sejauh ini, warga yang menjahit mulut mereka hanya minum dan beristirahat di dalam tenda sambil mengalungkan kertas bertuliskan nama mereka, NIK, umur, dan daerah asal mereka, Kepulauan Meranti. "Sejauh ini, belum ada masalah dengan kesehatan mereka. Mereka masih bertahan," ujar Isnadi.
Setelah aksi jahit mulut pertama, belum ada tanggapan langsung dari pihak pemerintah ataupun Pemprov Riau terkait masalah di Pulau Padang ini.
Berdasarkan rencana yang sudah didiskusikan, total akan ada 73 relawan yang akan melakukan aksi jahit mulut. "Sebenarnya ada seratusan, tapi kami terhambat masalah biaya untuk mendatangkan mereka," ujar Isnadi.
Warga mempermasalahkan kemungkinan tingkat abrasi Pulau Padang yang meninggi akibat pembabatan hutan gambut di wilayah hutan tanaman industri.
ISTMAN MP