Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Majelis Adat Aceh Serukan Rangkul Anak Punk

image-gnews
Seorang petugas mengawasi sejumlah anak punk yang  dimandikan di sebuah kolam ketika mengikuti pembinaan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, (13/12). ANTARA/Irwansyah Putra
Seorang petugas mengawasi sejumlah anak punk yang dimandikan di sebuah kolam ketika mengikuti pembinaan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, (13/12). ANTARA/Irwansyah Putra
Iklan

TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Ketua Majelis Adat (MAA) Provinsi Aceh, Tgk Badruzzaman, mengatakan anak-anak punk harus dirangkul. Mereka yang ditangkap polisi dengan alasan akan dibina, mesti melalui pendekatan sosial yang baik dan perlu dirangkul oleh seluruh masyarakat Aceh.

“Ini tanggung jawab seluruh masyarakat Aceh dan bukan hanya polisi,” katanya kepada Tempo, Jumat, 16 Desember 2011.

Sebanyak 65 anak punk Aceh ditangkap polisi saat menggelar konser di Taman Budaya, Banda Aceh. Mereka kemudian ditahan dan dibawa ke Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, untuk dibina selama 10 hari. Di awal pembinaan mereka diceburkan ke kolam. Rambut ala Mohawk mereka juga dicukur plontos.

Menurut Badruzzaman, tindakan yang diambil polisi sudah benar dengan melakukan pembinaan. Tapi, kemudian, seharusnya pembinaan tak hanya selesai di Seulawah. Selepas mereka dari sana dan kembali ke masyarakat, elemen lainnya harus merangkul mereka. “Pemerintah, ulama, dan cendekiawan serta pemuda harus merangkul mereka dan membawa ke arah yang benar.”

MAA mengatakan pihaknya akan memberikan amaran kepada masyarakat adat di Aceh untuk menangani anak-anak muda, sehingga tidak masuk dalam pengaruh yang tidak baik. “Semua pihak harus mendukung pembinaan terhadap anak-anak punk itu dan anak muda Aceh umumnya,” kata Badruzzaman.

Sementara itu, pemerhati sosial kemasyarakatan dan politik Aceh, Teuku Alfian Banta, S.H., mengkritik tindakan pembinaan yang dilakukan polisi. “Kalau pembinaannya di Sekolah Polisi seperti itu dan tidak berkesinambungan, pertanyaannya adalah, banyak polisi yang lulusan sana juga terindikasi narkoba sesudahnya. Ingat baru beberapa hari sebelum penangkapan anak punk, sebanyak 1.000 polisi Aceh dinyatakan terindikasi narkoba,” kata Alfian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, selayaknya pemerintah beserta aparaturnya bijak, cermat, dan hati-hati dalam menyikapi ataupun menentukan pola tindakan terhadap komunitas yang diistilahkan punk tersebut. Bagaimana pun itu anak-anak kita juga, yang kebetulan memiliki cara pandang perilaku yang berbeda jauh dengan aktivitas sosial di tengah-tengah masyarakat.

Menindak semata seperti yang dilakukan polisi mungkin benar dalam konteks kewenangan. Tapi, dalam konteks lebih luas dan jangka panjang, apa pun yang terjadi terhadap anak punk adalah fakta sosial dan fenomena yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. “Benteng yang paling efektif adalah benteng sosial yang disokong oleh kuatnya jiwa kolektif dan semangat kepedulian sosial masyarakatnya,” kata Alfian.

Solusi jangka pendek, kata Alfian, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan menggiring komunitas mereka secara sabar melalui pendekatan-pendekatan yang praktis dan tepat untuk masuk dalam wilayah pembinaan sosial, beragama, dan mengayomi dengan adat dan budaya lokal. Itu harus secara berkesinambungan dengan melibatkan seluruh masyarakat. “Kalau mencukur rambut dan pembinaan singkat, hanya sesaat, dan tidak menjamin mereka akan mengulangi aktivitasnya.”

ADI WARSIDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

7 Oktober 2023

Petugas Satpol PP membubarkan aksi aktivis Greenpeace Indonesia saat menggelar kampanye tanpa oligarki di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023. Dalam aksinya mereka mendesak para capres-cawapres memiliki komitmen yang serius dan konkret untuk berpihak kepada rakyat dan melepaskan diri dari agenda-agenda oligarki. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.


Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

31 Juli 2023

Dedi Umar Hamdun. Istimewa
Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.


Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

16 November 2022

SBY-Mega-JK menunggu di Ruang Transit sebelum beranjak ke Lotus Pond GWK untuk menghadiri undangan jamuan makan malam bersama para pemimpin negara G20 di Bali, 15 November 2022. Foto: Istimewa
Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali


Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

27 Juli 2021

Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyampaikan orasi politik di hadapan massa aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, 10 November 2020. Tempo/M Yusuf Manurung
Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar


Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

24 April 2021

Fahmi Reza [Bernama]
Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.


53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

7 Januari 2021

Aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lester Shum, ditangkap polisi setelah 50 aktivis Hong Kong laun ditahan dalam operasi penggerebekan pagi hari, 6 Januari 2021.[REUTERS/Tyrone Siu]
53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.


Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

6 Agustus 2018

Kedutaan Besar Kanada di Riyadh, Arab Saudi.[atimes.com]
Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

Kerajaan Arab Saudi memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan Arab Saudi dalam waktu 24 jam setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis.


Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

28 Mei 2018

Billboard kampanye Presiden Abdel-Fattah el-Sissi untuk pemilihan presiden di Kairo, Mesir, 19 Maret 2018. AP
Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

Kepolisan Mesir menangkap seorang mantan juru kampanye untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada Minggu, 27 Mei 2018.


Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

6 Maret 2018

Mahasiswa UMS Muhammad Hisbun Payu dikabarkan ditangkap Polda Jawa Tengah. Dok Instagram.
Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

Aktivis mahasiswa UMS M Hisbun Payu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jawa Tengah. Aktivis ini sebelumnya disebut diculik.


Jaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik  

5 Desember 2016

Koordinator Jaringan Aliansi Lawan Ahok (Jala) Sunarto (tengah) menggelar konfrensi pers terkait penangkapan aktivis dan toko nasionalis oleh kepolisian di Jakarta, 5 Desember 2016. Tempo/Reza Syahputra
Jaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik  

Sunarto mengatakan akan mengadakan aksi solidaritas sebagai respons terhadap penangkapan para aktivis dan tokoh nasional.