TEMPO Interaktif, Den Haag - Pemerintah Belanda secara resmi akan meminta maaf kepada keluarga korban peristiwa pembantaian Rawagede. Tragedi pada 1947 itu terjadi ketika penduduk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Den Haag juga bersiap membayar sejumlah kompensasi.
"Permintaan maaf ini merupakan respons atas seriusnya peristiwa di Rawagede. Saya berharap ini membantu keluarga korban dan mengakhiri episode sangat sulit dalam kehidupan mereka (penduduk Rawagede),” demikian Menteri Luar Negeri Belanda Uri Rosenthal dalam sebuah pernyataannya, Senin, 5 Desember 2011 lalu.
Seperti dikutip DutchNews kemarin, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan, hendak menyampaikan permintaan maaf pada peringatan tahunan pembantaian di sebuah desa di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Desa ini sekarang bernama Balongsari. Permintaan maaf dilangsungkan pada 9 Desember mendatang.
Pengacara keluarga para korban, Liesbeth Zegveld, mengatakan keluarga korban menyambut baik permintaan maaf Belanda. Kerabat korban yang tewas dalam pembantaian telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kompensasi dan pengakuan resmi atas tindakan tentara Belanda di masa lalu itu.
Sembilan anggota keluarga korban pembantaian telah menang dalam gugatannya ke Mahkamah Belanda pada awal tahun ini. Para hakim menetapkan bahwa negara Belanda bertanggung jawab atas tragedi itu.
September lalu, Mahkamah Belanda menyatakan tujuh janda, satu putri, dan seorang korban tragedi Rawagede yang selamat berhak mendapat kompensasi.
Indonesia beroleh kedaulatan penuh pada 1949 setelah perjuangan bersenjata mempertahankan kemerdekaan. Pada 1947, tentara Belanda mengeksekusi satu kerumunan warga yang jumlahnya mencapai 431, terdiri atas pria dan bocah, di Rawagede.
Koran-koran pemerintah Belanda memperkirakan jumlah pria yang terbunuh 150 orang. Belanda telah mencapai kesepakatan untuk membayar ganti rugi kepada keluarga korban masing-masing sebesar 20 ribu euro. Pemerintah Belanda sejauh ini tak pernah menuntut pasukannya atas pembantaian itu, meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk tragedi kemanusiaan tersebut.
DUTCHNEWS.NL | AP | SKY NEWS| THE HINDU | DWI ARJANTO