Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Nazar Pengaruhi Persepsi Publik ke Demokrat  

image-gnews
Dari kiri: Nazaruddin sebelum buron (10/5), saat serah terima dari tim penjemput ke KPK setelah tiba di Jakarta dari Bogota, Kolombia (3/8), dan ketika menjalani pemeriksaan di KPK (22/8). TEMPO/Imam Sukamto, Wisnu Agung Prasetyo, Seto Wardhana
Dari kiri: Nazaruddin sebelum buron (10/5), saat serah terima dari tim penjemput ke KPK setelah tiba di Jakarta dari Bogota, Kolombia (3/8), dan ketika menjalani pemeriksaan di KPK (22/8). TEMPO/Imam Sukamto, Wisnu Agung Prasetyo, Seto Wardhana
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, mengakui kasus korupsi yang menyeret M. Nazaruddin sangat mengganggu persepsi publik kepada Partai Demokrat. Terbukti, hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga survei menyebutkan popularitas Partai Demokrat di mata publik semakin turun.

"Sangat mengganggu (persepsi publik). Terbukti dari hasil survei," kata Mubarok ketika dihubungi, Kamis, 17 November 2011. Namun ia yakin eksploitasi dari lembaga survei, yang menjadikan Demokrat bulan-bulanan pemberitaan beberapa waktu terakhir, lambat laun tidak akan produktif.

"Pada akhirnya publik enggak percaya. Terbukti, kami kunjungan ke daerah, orang-orang enggak ngerti berita apa tuh," ujarnya.

Mubarok mengatakan, berdasarkan kajian internal Demokrat, pemberitaan kasus Nazar hanya berdampak pada kalangan masyarakat kelas menengah dan mahasiswa. "Tapi kepada publik umum, enggak berpengaruh," kata dia.

Ia melihat sendiri bagaimana dukungan masyarakat kepada Demokrat masih besar. Terbukti ketika ia ikut Ketua Umum Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono berkunjung ke daerah-daerah.

"Suasana di daerah sangat kondusif bagi Demokrat. Saya sempat terkejut, respons masih tidak berubah, orang berebut minta foto dengan Anas dan Ibas," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak hanya dari publik, dukungan internal dari petinggi-petinggi partai ke sejumlah nama kader yang ikut terseret dalam kasus Nazar juga masih tinggi. Termasuk kepada Anas, yang namanya kembali disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang di Sentul, Bogor, yang saat ini sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi.

Nazar saat ini menjadi tersangka kasus korupsi wisma atlet SEA Games Palembang. Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu telah membeberkan peran sejumlah koleganya di Demokrat dan DPR kepada penyidik KPK.

Dalam sebuah dokumen yang salinannya dimiliki Tempo, Nazar membongkar peran bekas koleganya di DPR, yakni Angelina Sondakh, I Wayan Koster, Mahyuddin, dan Mirwan Amir, dalam kasus wisma atlet. Nazar menceritakan, Angie dan Koster berperan memuluskan proyek itu di DPR. Adapun Mahyuddin berperan mengamankannya di Komisi Olahraga DPR.

Nazar juga mengungkapkan peran Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Alifian Mallarangeng dalam proyek itu. Termasuk pula peran Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus wisma atlet dan proyek Hambalang di Bogor.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

MA Kurangi Hukuman Eks Gubernur Riau Rusli Zainal 4 Tahun

23 November 2017

Rusli Zainal Dituntut 17 Tahun Penjara
MA Kurangi Hukuman Eks Gubernur Riau Rusli Zainal 4 Tahun

MA kabulkan peninjauan kembali (PK) mantan gubernur Riau Rusli Zainal. Hakim Agung mengkorting masa hukuman Rusli Zainal 4 tahun.


Pengusaha, Kontraktor Wisma Atlet Dituntut 7 Tahun Penjara

30 Oktober 2017

Mantan Anggota DPR dari Fraksi Demokrat Angelina Sondakh memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengadaan alkes Universitas Udayana dengan terdakwa Dudung Purwadi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 30 Agustus 2017. Dudung didakwa bersama-sama Nazaruddin dan Made Megawa telah bersepakat memenangkan PT DGI sebagai atau rekanan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pengusaha, Kontraktor Wisma Atlet Dituntut 7 Tahun Penjara

Mantan Direktur PT DGI, Dudung Purwadi, adalah terdakwa kasus korupsi proyek rumah sakit di Universitas Udayana dan pembangunan Wisma Atlet Palembang.


Angelina Sondakh Beberkan Jatah Komisi Proyek untuk Politikus DPR

30 Agustus 2017

Sandiaga Uno (kiri) dan Angelina Sondakh (kanan) bersiap untuk bersaksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan korupsi pengadaan alkes RS Khusus Pendidikan Kedokteran di Universitas Udayana dan kasus proyek Wisma Atlet Palembang dengan terdakwa Dudung Purwadi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 30 Agustus 2017. Sidang tersebut beragenda mendengar keterangan saksi-saksi. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Angelina Sondakh Beberkan Jatah Komisi Proyek untuk Politikus DPR

Angelina Sondakh membeberkan bagaimana budaya bagi-bagi jatah terkait proyek terjadi di DPR.


PT DGI Dituding Terima Komitmen Fee, Sandiaga Uno: Naudzubillah

30 Agustus 2017

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menghadiri panggilan jaksa penuntut umum KPK untuk bersaksi dalam sidang korupsi Alkes Udayana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, 30 Agustus 2017. Tempo/Maya Ayu
PT DGI Dituding Terima Komitmen Fee, Sandiaga Uno: Naudzubillah

Sandiaga Uno membantah PT DGI menerima commitment fee terkait dengan sejumlah proyek.


Jadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet

30 Agustus 2017

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menghadiri panggilan jaksa penuntut umum KPK untuk bersaksi dalam sidang korupsi Alkes Udayana di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, 30 Agustus 2017. Tempo/Maya Ayu
Jadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet

Wakil Gubernur DKI terpilih, Sandiaga Uno, tak tahu-menahu mengenai proyek pembangunan Wisma Atlet Palembang dan alat kesehatan RS Universitas Udayana.


Kasus Wisma Atlet, Saksi: Nazaruddin Tersohor di Dunia Konstruksi  

23 Agustus 2017

Foto udara pembangunan Wisma Atlet di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan. ANTARA/Nova Wahyudi
Kasus Wisma Atlet, Saksi: Nazaruddin Tersohor di Dunia Konstruksi  

Nama mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali disebut-sebut dalam sidang korupsi proyek Wisma Atlet di Sumatera Selatan.


Angelina Sondakh: Saya Sudah Jadi Debu di Atas Keset

6 Januari 2016

Angelina Sondakh dicecar pertanyaan oleh media sebelum sidang lanjutan korupsi Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Agustus 2014. Sidang menghadirkan delapan orang saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Angelina Sondakh: Saya Sudah Jadi Debu di Atas Keset

Selama bekerja di Banggar, Angie mengaku hanya mendengar komando dari Nazaruddin.


Jadi Saksi, Angelina Sondakh: Saya Ikuti Arahan Nazaruddin  

6 Januari 2016

Angelina Sondakh dicecar pertanyaan oleh media sebelum sidang lanjutan korupsi Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Agustus 2014. Sidang menghadirkan delapan orang saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Jadi Saksi, Angelina Sondakh: Saya Ikuti Arahan Nazaruddin  

Duduk di ujung sebelah kiri, Angie memberikan kesaksian terkait dengan pekerjaannya selama menjadi anggota Badan Anggaran DPR di bawah kepemimpinan Nazaruddin.


Heboh Atur Skor Bola, Begini Langkah Kemenpora

19 Juni 2015

Pemain Timnas Vietnam, Do Duy Manh (kiri) dan Que Ngoc Hai berselebrasi usai mencetak gol yang ke-5 ke gawang Timnas U-23 saat berlaga di ajang Sepakbola Sea Games ke-28 di Singapura, 15 Juni 2015. REUTERS
Heboh Atur Skor Bola, Begini Langkah Kemenpora

Tim Sembilan pernah bertemu dengan seseorang berinisial BS pada awal Maret lalu.


Alex Noerdin Bungkam Ditanya Fee 2,5 Persen  

20 April 2015

Gubernur Sumatera Selatan,Alex Noerdin. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Alex Noerdin Bungkam Ditanya Fee 2,5 Persen  

Alex mengacuhkan pertanyaan wartawan dan memilih langsung naik ke mobil Toyota Innova warna hitam.