TEMPO Interaktif, Denpasar - Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Totoy Herawan Indra berharap kejadian masuknya tukang kebun Nyoman Minta ke area pengamanan Presiden tidak terulang lagi. Namun dia mengaku tidak menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi soal itu. “Prosedur tetapnya sudah jelas, jadi itu sudah cukup,” ujarnya usai Gelar Pasukan Operasi Pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-19 di Renon, Denpasar, Kamis 10 November 2011.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada saat membuka acara acara ASEAN Fair, 24 Oktober lalu, seorang tukang kebun di Bali Tourism Development Centre (BTDC), Nyoman Minta, menerobos hingga area ring 1 pengamanan Presiden dengan sepeda onthelnya. Kejadian ini sempat menyita perhatian masyarakat dan juga memunculkan keraguan atas kualitas pengamanan terhadap Presiden.
Baca Juga:
Acara KTT ASEAN sendiri akan berlangsung pada 16-20 Nopember dan akan dihadiri oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono beserta 10 Kepala Negara ASEAN dan 8 Negara Wicara ASEAN. Pengamanan dipastikan akan lebih ketat karena Presiden Amerika Serikat Barrack Obama juga akan hadir dalam acara ini.
Kapolda menyatakan, pengamanan sudah disiapkan semaksimal mungkin dengan mengerahkan seluruh personel dari Polda Bali, ditambah personel dari Mabes Polri serta bantuan dari TNI. “Kami minta masyarakat juga ikut berpartisipasi karena ini untuk kepentingan bangsa kita,” ujarnya. Pengamanan di Pintu masuk Bali, seperti di Pelabuhan Penyeberangan dan Bandara, akan diperketat.
Panglima Kodam IX Udayana Mayjen Leonard menegaskan, peristiwa Pak Minta telah menjadi bahan evaluasi dalam pengamanan Presiden. Namun secara prosedur, kata dia, sebenarnya tidak ada yang perlu diubah. “Itu benar-benar karena kelengahan personel di lapangan yang sifatnya manusiawi,” ujarnya. Seandainya setelah itu tidak ada peragaan ulang kejadian, menurutnya, perhatian masyarakat tidak akan terlalu besar.
ROFIQI HASAN