Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terlalu Muda, Puan Dinilai Sasaran Empuk Lawan Politik  

image-gnews
Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani. Tempo/Arnold Simanjuntak
Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani. Tempo/Arnold Simanjuntak
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik Tjipta Lesmana menilai majunya Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2014 akan menjadi sasaran empuk para lawan politik untuk menghabisinya. Pasalnya jam terbang Ketua Dewan Pengurus Pusat PDI Perjuangan Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga di kancah perpolitikan nasional masih minim.

“Saya yakin kalau Puan maju akan dihabisi. Dia masih terlalu muda,” kata Tjipta saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 Oktober 2011.

Figur tokoh muda berdarah Soekarno ini dimunculkan sebagai penerus keturunan Soekarno di tubuh PDI Perjuangan. Ayahnya, Taufiq Kiemas (TK), terus melakukan manuver untuk mendorong Puan sekaligus meredam ambisi istrinya, Megawati Soekarnoputri, untuk kembali maju.

Kiemas bahkan sempat melontarkan pernyataan agar Mega tak perlu lagi mencalonkan sebagai capres. Menurut Tjipta, pernyataan tersebut merupakan manuver Kiemas untuk menjegal Megawati. “Sekarang dilemparkan bola lagi dengan mendorong Puan,” ujarnya.

Tjipta melihat sejak dulu suami Megawati ini menginginkan PDI Perjuangan berkoalisi dengan pemerintahan SBY, tapi Megawati menolak. “Ini yang membuat Kiemas jengkel,” katanya.

Tjipta menganggap manuver itu buntut percekcokan politik antara Kiemas dan Mega yang terjadi sejak Megawati jadi presiden menggantikan Gus Dur. Bahkan menurut informasi yang didengarnya dari orang-orang dekat Megawati, dua tahun terakhir ini percekcokan politik keduanya semakin meruncing.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kiemas sempat melontarkan agar Megawati tak lagi mencalonkan jadi capres dalam Pemilu 2014. “Lebih baik fokus pada kaderisasi partai, itu lebih penting,” ujar Kiemas beberapa waktu lalu.

Sementara itu Puan sendiri telah mengisyaratkan siap maju sebagai capres 2014. ”Kakek saya presiden, ibu saya presiden. Bila mendapatkan dukungan seluruh keluarga PDI Perjuangan, itu akan jadi kesempatan kami,” kata Puan saat rapat koordinasi Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga di Balikpapan, Senin, 24 Oktober 2011.

ISHOMUDDIN


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Konflik PDIP Surabaya, Risma: Saya Tak Ngerti, Saya Tak Tau...

12 Juli 2019

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. TEMPO/Fajar Januarta
Konflik PDIP Surabaya, Risma: Saya Tak Ngerti, Saya Tak Tau...

Risma menegaskan dirinya tidak mau ikut campur polemik di tubuh Dewan Pimpinan Cabang PDIP Surabaya.


Jokowi dan Marhaenisme

7 Mei 2015

Jokowi dan Marhaenisme

Buka majalah Fikiran Rajat, Nomor 1, 1 Juli 1932, halaman 2, dan biarkan Sukarno sendiri menjelaskannya


Kepengurusan Baru DPP PDI Perjuangan Dikecam

11 April 2015

Sejumlah kader menyaksikan Ketua umum PDI Perjuangan terpilih Megawati Soekarnoputri, memberikan pidato dalam Kongres IV PDI Perjuangan, di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, 9 April 2015. Megawati Sukarnoputri kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDIP periode 2015-2020. TEMPO/Imam Sukamto
Kepengurusan Baru DPP PDI Perjuangan Dikecam

Sebanyak 26 kader PDIP dipercaya Megawati sebagai pengurus DPP PDIP. Dua di antaranya, Idham Samawi dan Bambang DH, merupakan tersangka kasus korupsi.


Pramono Anung Dipastikan Tak Maju Ketua Umum PDIP, Kenapa?

7 April 2015

Wakil Ketua DPR yang juga Ketua Southeast Asian Parliamentarians Against Corruption (SEAPAC) Pramono Anung. Tempo/Tony Hartawan
Pramono Anung Dipastikan Tak Maju Ketua Umum PDIP, Kenapa?

Pramono Anung dipastikan tak akan maju sebagai kandidat Ketua Umum dalam Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Bali.


Puan Maharani Yakin Trah Sukarno Tetap Pimpin PDIP

2 April 2015

Panitia Rakernas PDIP Puan Maharani, saat berikan pidato pembukaan pada Rakernas PDIP III di Ancol, Jakarta (06/09). TEMPO/Dasril Roszandi
Puan Maharani Yakin Trah Sukarno Tetap Pimpin PDIP

Hampir separuh kader menganggap PDIP bisa dipimpin orang luar.


Kaderisasi di PDIP Mirip Pergantian Kulit Manusia

1 April 2015

Seorang anak membawa bendera partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam kampanye perdana di Stadion Cendrawasih, Jakarta Barat, (16/3). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Kaderisasi di PDIP Mirip Pergantian Kulit Manusia

Ketua PDIP DIY Bambang Praswanto mengatakan regenerasi di PDIP mirip proses pergantian kulit manusia.


Kongres PDIP Akan Digelar di Bali, Ajang Mengkritik Jokowi  

14 Maret 2015

Kongres PDIP di Sanur Bali. TEMPO/Subekti
Kongres PDIP Akan Digelar di Bali, Ajang Mengkritik Jokowi  

Kongres IV partai banteng oncong putih yang akan digelar di Denpasar pada 9-12 April tetap akan mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo.


Kader PDIP Berkelahi Rebutan Jadi Ketua, Megawati Ambil Alih

14 Maret 2015

Eddy Rumpoko (tengah). TEMPO/Aris Novia Hidayat
Kader PDIP Berkelahi Rebutan Jadi Ketua, Megawati Ambil Alih

Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Bidang Program Achmad Basarah mengatakan penunjukan Eddy diputuskan dalam rapat pleno.


Tjahjo: Jokowi Tak Akan Lari Tinggalkan PDIP  

4 Februari 2015

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, beri keterangan pers terkait kebijakan dan agenda prioritas Kemendagri, di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, 6 Januari 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Tjahjo: Jokowi Tak Akan Lari Tinggalkan PDIP  

Projo berencana membuat partai baru bagi Jokowi.


Saran untuk Jokowi, Masuk KMP atau Bikin Partai Baru?

4 Februari 2015

Presiden Joko Widodo, berjalan bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), usai pertemuan tertutup di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, 29 Januari 2015. Jokowi dan Prabowo, bertemu dalam rangka silahturahim dan membicarakan masalah terkini bangsa. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Saran untuk Jokowi, Masuk KMP atau Bikin Partai Baru?

PDIP dinilai kerap merongrong Jokowi.