Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Maruar Anggap Taufiq Tak Berniat Jegal Mega  

image-gnews
Anggota DPR RI Maruarar Sirait. Tempo/Nanang Sutisna
Anggota DPR RI Maruarar Sirait. Tempo/Nanang Sutisna
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan Taufiq Kiemas agar istrinya, Megawati Soekarnoputri, tak dicalonkan lagi dalam pemilu presiden 2014 memicu spekulasi.

Ada yang menduga manuver Taufiq Kiemas itu berkaitan dengan upaya mencalonkan putrinya, Puan Maharani, dalam Pemilu 2014. Apalagi ketika ditanya di Balikpapan, Senin 24 Oktober 2011, Puan Maharani menyatakan kesediaannya untuk maju.

Namun Ketua PDI Perjuangan Maruar Sirait menganggap apa yang dilontarkan Taufiq Kiemas itu adalah pernyataan pribadi. Maruar tak melihat Taufiq bermanuver untuk menjegal langkah Megawati yang kini masih diunggulkan kadernya untuk maju dalam pemilu presiden 2014.

“Saya melihatnya positif saja, enggak ada maksud Pak Taufiq untuk itu," kata Maruar Sirait kepada Tempo, Senin 24 Oktober 2011. "Kami menghormati Pak Taufik sebagai senior.”

Sebaliknya, kata Maruar, pernyataan Taufiq itu bisa jadi semangat bagi partai dalam menjalankan kaderisasi. “Pak Taufik ataupun Bu Mega selalu mendorong kaderisasi,” ujarnya. "Lagian, soal calon presiden 2014 baru akan ditentukan dalam Rapat Nasional yang tentu, sesuai dengan aturan ideal partai."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti diketahui, Senin 24 Oktober 2011, Taufiq melontarkan pernyataan kalau Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati sudah cukup berumur untuk kembali maju sebagai calon presiden. “Lebih baik Ibu (Megawati) berpikir dulu untuk maju ke depan karena usianya mulai 68 pada 2014,” kata Taufiq kepada wartawan di Gedung MPR/DPR. Taufiq mengatakan Megawati sebaiknya lebih memusatkan pada kaderisasi partai. “Sebab kaderisasi lebih penting dari pada kita maju sendiri,” tuturnya.

Kans Megawati kembali terbuka menyusul beberapa hasil survei oleh lembaga survei independen. Menurut survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang dilakukan pada 10-15 Oktober 2011 dengan 1.200 responden, dari 13 calon presiden yang ditawarkan, Megawati meraih suara terbanyak di bawah Prabowo Subianto. Megawati mendapat 19,6 persen dan Prabowo 10,8 persen. Disusul Aburizal Bakrie 8,9 persen, Wiranto 7,3 persen, Sri Sultan Hamengku Buwono X sebesar 6,5 persen, Hidayat Nur Wahid 3,8 persen, dan Surya Paloh 2,3 persen.

Indo Barometer juga pernah merilis survei berjudul Prospek Calon Presiden 2014-2019 yang dilakukan Agustus 2010. Hasilnya, Presiden SBY mendapat peringkat pertama sebesar 35,1 persen, Megawati urutan kedua 13,6 persen, Prabowo Subianto 4,5 persen, Aburizal Bakrie 2,7 persen, Jusuf Kalla 2,2 persen, Muhaimin Iskandar 1,8 persen, Wiranto 1,3 persen, Surya Paloh 0,9 persen, Hatta Rajasa 0,8 persen, Sri Sultan Hamengku Buwono X 0,8 persen, dan Anas Urbaningrum 0,6 persen.

ISHOMUDDIN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.